Pesawat di Indonesia Sering Jatuh! Media Asing Ulas Kenapa Sriwijaya Air SJ 182 Terjatuh

Sejumlah media asing memberikan pandangan terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu, Indonesia

Kompas.com
Pesawat di Indonesia Sering Jatuh! Media Asing Ulas Kenapa Sriwijaya Air SJ 182 Terjatuh 

TRIBUNBATAM.id - Pesawat di Indonesia Sering Jatuh! Media Asing Ulas Kenapa Sriwijaya Air SJ 182 Terjatuh.

Dunia penerbangan Tanah Air kembali berurai air mata.

Tragedi yang ditakutkan ekmbali terjadi, Sriwijaya Air SJ 182 jatuh dan sempat mengalami ledakan.

Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 mau tak mau membuka memori kelam insiden penerbangan Indonesia.

Sebelumnya, kecelakaan besar terjadi saat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh 29 Oktober 2018.

Sebelum jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 ada 697 korban kecelakaan pesawat di Indonesia dalam 10 tahun terakhir, termasuk pesawat militer dan pribadi menurut catatan Aviation Safety Network.

Baca juga: Peringatan Eks Direksi Sriwijaya Air Terbukti, Sudah Ingatkan Potensi Bahaya

Baca juga: Tangis Ayah Korban Sriwijaya Air SJ182 Berharap Mukjizat, Menantu sedang Hamil Muda

Baca juga: Pulang Lah Nak, Sini Sama Ibu Tangis Ibu Korban Sriwijaya Air SJ182 Sambil Peluk Foto Putrinya

Menurut media Amerika Serikat (AS), Bloomberg dalam artikel berjudul Jet Crash Adds to Long List of Aviation Disasters in Indonesia, ada dua faktor utama yang menyebabkan insiden itu.

Pertama, faktor cuaca buruk bisa menjadi penyebabnya.

Istri dan Dua Anak Perwira TNI jadi Penumpang Sriwijaya Air SJ 182: Mohon Doa Rekan-rekan
Istri dan Dua Anak Perwira TNI jadi Penumpang Sriwijaya Air SJ 182: Mohon Doa Rekan-rekan (Kompas.com)

"Indonesia, salah satu negara kepulauan terluas di Bumi, dengan pulau-pulau yang berjajar sepanjang London hingga New York, memiliki salah satu insiden badai petir dan sambaran petir terbanyak," tulis Bloomberg.

Media yang didirikan pada 1 Oktober 1981 itu juga menyebutkan, Kota Bogor pernah mengalami badai petir selama 322 hari dalam satu tahun pada 1988.

"Ada juga letusan gunung berapi, yang memuntahkan gumpalan abu ke udara yang bisa tersedot mesin jet, menyebabkan kerusakan," lanjut Bloomberg dalam artikelnya pada Ahad (10/1/2021).

Baca juga: Syok Saat Tahu Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Kakak Kelasnya, Arie Untung Kenang Kebaikan Captain Afwan

Baca juga: Permintaan Khusus Pramugari Sriwijaya Air ke Ayahanda Sebelum Tugas Terakhir Kali

Baca juga: Tangis Ayah Korban Sriwijaya Air SJ182 Berharap Mukjizat, Menantu sedang Hamil Muda

Media yang berbasis di New York itu mencontohkan letusan Gunung Agung di Bali pada 2019, yang membuat sejumlah penerbangan dialihkan dan dibatalkan.

Faktor cuaca sendiri juga berdampak pada tertundanya penerbangan Sriwijaya Air SJ 182 selama 1 jam.

Ibunda dari Dinda Amelia (15) salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182, Lena memeluk foto putri bungsunya.
Ibunda dari Dinda Amelia (15) salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182, Lena memeluk foto putri bungsunya. (Istimewa via Kompas.com dan TRIBUN PONTIANAK/Ferryanto)

Kedua, Bloomberg mengungkap faktor komunkasi sebagai penyebab kenapa pesawat Indonesia sering jatuh.

Contohnya insiden AirAsia pada Desember 2014, yang berangkat dari Surabaya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved