Politikus PDIP Ribka Tjiptaning Ngotot Tak Mau Divaksin Sinovac, Begini Nasibnya sebagai Anggota DPR
Ribka Tjiptaning makin jadi sorotan publik, setelah ia menolak ivaksin Covid-19, meski ia adalah politisi PDIP yang mendukung pemerintah
Dikutip dari dpr.go.id, ia lalu menempuh pendidikan Ahli Asuransi Kesehatan Universitas Indonesia.
Dalam kariernya sebagai dokter, Ribka pernah bekerja dokter di RS. Tugu Ibu Cimanggis dari 1990-1991.
Lalu menjadi dokter di Karya Bakti Kalibata dan Klinik Partuha Ciledug tahun 1991.
Kemudian menjadi dokter di Klinik Waluya Sejati Abadi Ciledug di tahun 1991-1992.
Selanjutnya menjadi dokter praktek di perusahaan Puan Maharani pada tahun 1992-2000.
Baca juga: Siapa Sebenarnya Sosok Ribka Tjiptaning? Videonya Viral di Media Sosial Usai Kritik Keras BPJS
Baca juga: Bukan Orang Sembarangan, Ribka Tjiptaning Ternyata Seorang Dokter, Simak Profilnya
Baca juga: Siapa Ribka Tjiptaning? Sosok Dokter Tolak Divaksin, Bukan Orang Sembarangan, Kini Posisi Digeser
Ribka Tjiptaning: Mending Jual Mobil
Sebelum menolak menerima suntikan vaksin, awalnya ia menyoroti kriteria usia penerima vaksin, antara 18 sampai 59.
Menurut Ribka, dirinya sedari awal tidak memenuhi kriteria tersebut, bahkan jika nantinya ada vaksin yang aman digunakan orang lanjut usia (lansia).
Baca juga: Pengakuan Tenaga Kesehatan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Hal yang Dirasakan Setelah 2 Jam
Baca juga: Vaksinasi Corona di Batam, Dinkes Sebut Warga Tak Perlu Daftar, Tandanya Dapat SMS
Baca juga: Vaksinasi Corona di Batam, Dinkes Sebut Warga Tak Perlu Daftar, Tandanya Dapat SMS
"Kalau persoalan vaksin, saya tetap tidak mau divaksin,
maupun sampai yang 63 tahun bisa divaksin.
Saya sudah 63 nih, mau semua usia boleh tetap (saya tolak)," kata Riba Tjiptaning, dikutip dari Tribunnews.com.
Diketahui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan sanksi denda Rp5 juta bagi warga yang menolak vaksin.
Menanggapi hal itu, Ribka mengaku lebih memilih membayar denda daripada dipaksa menerima vaksin.
Ia beralasan vaksin tahap pertama buatan Sinovac itu belum dapat dipastikan keamanannya.
Sebagai informasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan vaksin buatan Sinovac sudah teruji secara klinis.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/batam/foto/bank/originals/anggota-fraksi-pdip-ribka-tjiptaning.jpg)