Sudah 206 Ulama di Indoensia Meninggal Karena Covid-19, MUI Berduka dan Sebut Musibah
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengaku sangat berduka dengan meninggalnya 206 ulama selama masa pandemi di Indonesia. Duka mendalam tersebut bukan tan
TRIBUNBATAM.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengaku sangat berduka dengan meninggalnya 206 ulama selama masa pandemi di Indonesia.
Duka mendalam tersebut bukan tanpa alasan atau tidak merelakan kepergian mereka.
Sebab, menurut MUI, mencetak seorang ulama itu tidaklah gampang.
Apalagi disaat perkembanggan zaman yang didukung dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat.
Maka dari itu, MUI meminta semua pihak menjaga disiplin terlait protokol kesehatan.
Baca juga: Tidak Merogohkan Kocek, Best Western Premier Panbil Tawarkan Promo Spesial Pada Momen Hari Valentine
Baca juga: KSOP Batam Sebut Dua Kapal Tanker Tangkapan Bakamla RI Berlabuh di Nongsa
Baca juga: Bus Kayu di Karimun Ternyata Punya Sejarah Tersendiri, Era 80-an Pernah Digunakan untuk Ini
Sebanyak 206 ULAMA meninggal dunia karena terpapar Covid-19 selama wabah Covid-19 melanda Indonesia sejak akhir tahun 2019.
Atas kondisi itu, Majelis ULAMA Indonesia atau MUI menyatakan itu adalah musibah, karena mencetak ULAMA itu tidak mudah.
Ketua Komisi Dakwah Majelis ULAMA Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis mengungkapkan, sekitar 206 ULAMA meninggal terpapar Covid-19.
MUI menilai, meninggalnya ratusan ULAMA dalam setahun menjadi sebuah kehilangan besar bagi sebuah bangsa.
"Lebih dari 206 ULAMA meninggal karena Covid-19 dan bagi kita adalah sebuah musibah.
Mencetak ULAMA itu enggak mudah harus proses panjang.

Mengajinya benar, taat nya juga benar, menjalankan agama juga, punya jiwa juang yang tinggi jadi mencetak ULAMA itu butuh proses panjang," ujarnya dalam webinar Kemenhub RI "Mengapa Perlu Vaksinasi Covid-19", Selasa 26 Januari 2021.
"Makanya kesedihan bagi kita kalau ULAMA itu dipanggil oleh Allah SWT dan di antara penyebabnya karena Covid-19," ungkapnya.
Ia mengingatkan agar semua orang displin menjaga kesehatan diri dan keluarga, lantaran dampak Covid-19 nyata.
"Kita juga harus menyiapkan bagaimana ULAMA-ULAMA kita yang masih sehat terus dijaga.
Kita menjaga jiwa adalah bagian tujuan syariat kita tujuan kita beragama adalah memelihara jiwa, memelihara kehidupan," ungkap Nafis.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap pengasuh pesantren dan tokoh agama mendapatkan vaksinasi Covid-19 pada tahap kedua bersama pelayan publik.
Alasannya, kiai pesantren dan tokoh agama menjadi garda terdepan dalam tugas pembinaan keberagaman masyarakat.
Yaqut menuturkan, peran para tokoh agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, maupun Khonghucu dalam pembinaan agama sangat besar.
“Kami berharap para kiai pesantren dan tokoh agama yang terus membina masyarakat, serta para santri bisa mendapat prioritas vaksinasi Covid-19,” terang Menag.
Ilmuwan dari perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Moerdena Inc mengungkapkan vaksin Covid-19 Moderna ampuh melawan varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.
Hal itu disampaikan para ilmuwan dari perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Moerdena Inc seperti dilansir BBC, Selasa 26 Januari 2021.
Dalam riset awal menunjukkan antibodi yang dipicu oleh vaksin dapat mengenali dan melawan varian baru Covid-19.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini untuk orang-orang yang telah divaksinasi.
Varian baru ini telah menyebar dengan cepat di sejumlah negara.
Virus corona telah mengalami perubahan atau mutasi yang berarti mereka dapat menginfeksi sel manusia lebih mudah daripada versi asli corona yang memulai pandemi di dunia.
Para ahli menilai varian Inggris, yang muncul pada September tahun lalu, hingga 70 persen lebih gampang menular.
Vaksin saat ini dirancang pada saat varian asli atau belum varian varu.
Tetapi para ilmuwan optimis vaksin Moderna masih mampu bekerja melawan varian yang baru.
Sudah ada beberapa hasil awal yang menunjukkan vaksin Pfizer mampu melindungi penggunanya terhadap varian baru Inggris.
Untuk studi Moderna, para peneliti melihat sampel darah yang diambil dari delapan orang yang telah menerima dua dosis vaksin Moderna yang direkomendasikan.
Temuan ini belum ditinjau sejawat, tetapi menyarankan kekebalan dari vaksin mengenali varian baru.
Selain juga menetralisir antibodi, yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh, menghentikan virus memasuki sel.
Sampel darah yang terpapar pada varian baru tampaknya memiliki antibodi yang cukup untuk mencapai efek netralisasi ini, meskipun tidak sekuat varian Afrika Selatan seperti untuk Inggris.
Moderna saat ini sedang menguji apakah memberikan suntikan ketiga akan bermanfaat.
Seperti ilmuwan lain, perusahaan juga sedang menyelidiki apakah mendesain ulang vaksin untuk menjadi akan lebih baik untuk melawan varian baru.
Stephane Bancel, kepala eksekutif Moderna, mengatakan perusahaan percaya itu "penting untuk menjadi proaktif seiring berkembangnya virus".
Regulator Inggris telah menyetujui vaksin Moderna untuk dipakai dalam kondisi darurat.
Vaksin bekerja dengan cara yang sama dengan Pfizer yang sudah digunakan di Inggris.
Lebih dari 6,3 juta orang di Inggris telah menerima dosis pertama baik vaksin Pfizer atau AstraZeneca. (tribun network/rin/malBBC)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 206 ULAMA Meninggal Karena Covid-19, Ini yang Dilakukan Menteri Agama.
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul 206 Ulama Meninggal Dunia karena Terpapar Covid-19, MUI: Ini Musibah, Mencetak Ulama Itu Tidak Mudah