HUMAN INTEREST
KISAH Penyintas Covid-19 di Anambas, Jadi Senang Biskuit, Bersyukur Bisa Lihat Matahari
Bagi Muhammad Delta, Covid-19 benar-benar mengubah hidupnya. Ia masih diberi kesempatan untuk hidup, menjadi pasien sembuh corona. Bagaimana kisahnya?
Di sana ia bagai mendengar petir di siang bolong. Ia dinyatakan positif covid-19.
Seketika dunianya runtuh, berbagai pikiran buruk berkecamuk.
Rasa gelisah dan khawatir pun menyelimuti dirinya.
Saat dinyatakan positif covid-19, ia hanya ingat anak dan istrinya.
"Susah mau makan, masuk makan ke mulut saja susah.
Saat itu makanan favorit saya adalah biskuit.
Sampai sekarang saya masih sering makan biskuit itu.

Seperti jadi kenangan saat ini," tuturnya.
Ia merasa kondisi badannya melemah, saat melakukan isolasi mandiri ia disarankan diinfus namun dirinya menolak.
Dengan risiko ia harus memaksa makanan masuk ke dalam perut.
Menjalankan isolasi selama 14 hari ditambah dengan pengecekan kesehatan ke beberapa dokter yang menghabiskan waktu 26 hari,
Delta harus rela jauh dari keluarganya yang berada di Kepulauan Anambas.
"Rindu sekali saya dengan anak dan istri serta ibu saya.
Setiap hari saya ditelpon terus, mereka nanyain bagaimana kondisi saya," sebutnya.
Terlebih lagi sebelum dinyatakan positif Covid-19, ia sempat berbarengan dengan anak istrinya.
