Pengamat: Aksi Politik Moeldoko Bisa Dinilai Penyalahgunaan Pengaruh, Jokowi Harus Evaluasi Moeldoko
Ahmad Khoirul Umam menilai apa yang dilakukan Moeldoko dinilai telah merusak sistem kepartaian.
"Setuju," teriak para peserta.
Adapun hasil putusan tersebut diperoleh berdasarkan hasil voting cepat yang diambil dari para peserta kongres. Moeldoko diketahui telah berhasil mengalahkan calon ketum lainnya yaitu Marzuki Alie yang mengundurkan diri. Sementara, Marzuki Alie ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat melalui KLB tersebut.
Manuver Moeldoko Ketahuan Sekali
Manuver Moeldoko di Demokrat Ketahuan Sekali, Pengamat bahkan menyebut Ia Kurang Cantik Mainnya, Tidak Etis dan Aneh.
Jenderal (Purn) Moeldoko yang bukan apa-apa di Partai Demokrat mendadak terpilih jadi ketua umum.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Sumatera Utara (Sumut).
Adapun KLB tersebut dilakukan sejumlah eks kader Demokrat yang sebelumnya telah dipecat AHY.
Masuknya nama Moeldoko menjadi Ketua Umum Demokrat versi KLB Sibolangit, dianggap sejumlah pihak tak etis dan sudah terbaca sejak awal.
Baca juga: AHY Tak Tinggal Diam Digeser Moeldoko, Minta Tolong ke Jokowi dan Menkumham
Baca juga: SELAMAT! Jenderal Purn Moeldoko Ketum Demokrat KLB Sibolangit, Tarian Perang Sambut Peserta Kongres
Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI) Firman Noor mengatakan,
manuver yang dilakukan Moeldoko merebut jabatan Ketua Umum Partai Demokrat sudah terbaca sejak awal.
Nama mantan Panglima TNI era SBY itu sudah mencuat sejak kekisruhan internal partai terjadi.
Baca juga: Moeldoko Jadi Ketua Partai Demokrat, Kader Demokrat Bisa Jadi Menteri Jokowi
Baca juga: Tanggapi Moeldoko Jati Ketum Partai Demokrat Versi KLB, SBY: Akal Sehat Telah Mati
Baca juga: Pernyataan Keras SBY Terkait Kisruh Demokrat, Sebut Malu Berikan Jabatan ke Moeldoko
"Iya, karena begini, manuvernya ketahuan sekali ya,
kurang cantik Pak Moeldoko mainnya," kata Firman dilansir dari Kompas.com, Jumat (5/3/2021).
Firman menilai, tindakan yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat tidak etis dalam perpolitikan nasional.
Ia mengatakan, kesalahan tersebut tentu tidak hanya dari Moeldoko,
