BERITA CHINA

'Jadi Gila karena Laut China Selatan' Perancis Dicap Pamer Militer Dihadapan Amerika dan China

Kapal perang Perancis yang ikut dalam konflik Laut China Selatan dipandang berusaha menjadi kekuatan baru di antara Amerika Serikat dan China

twitter
'Jadi Gila karena Laut China Selatan' Perancis Dicap Pamer Militer Dihadapan Amerika dan China. Foto Armada perang Perancis berpatroli di Laut China Selatan 

TRIBUNBATAM.id - 'Jadi Gila karena Laut China Selatan' Perancis Dicap Pamer Militer Dihadapan Amerika dan China.

Laut China Selatan mendadak bak seperti medan laga.

Kapal-kapal perang dan pesawat tempur hilir mudik di kawasan itu.

Pematiknya adalah China, yang secara sepihak mengklaim sebagian besar laut tersebut.

Selain Amerika Serikat, sejumlah negara ikut menekan China yang tahun 2020 lalu dianggap pamer otot militer.

Baca juga: CHINA Mimpi Kalahkan AS di Laut China Selatan, Joe Biden Punya Jurus Bungkam Xi Jinping

Baca juga: Pererat tali Persahabatan, Singapura-China Latihan Bersama di Laut China Selatan yang Disengketakan

Baca juga: Pasukan Pengebom China Mulai Latihan Intensif di Laut China Selatan, Siap Hadapi Kemauan AS

Di Laut China Selatan, Beijing terkepung militer banyak negara.

Di tengah panasnya konflik itu, mendadak Prancis ikut campur.

Armada Perancis berpatroli di Laut China Selatan
Armada Perancis berpatroli di Laut China Selatan (twitter)

Bahkan Presiden Prancis Emmanuel Macron

berusaha menempatkan Prancis sebagai kekuatan alternatif lain bagi China dan AS di Laut China Selatan.

Dilansir dari express.co.uk pada Senin (8/3/2021),

Prancis telah meningkatkan kehadiran militernya di Indo-Pasifik selama beberapa pekan terakhir.

Pada awal Februari, Angkatan Laut Prancis memerintahkan kapal selam serang nuklirnya Émeraude

ke wilayah tersebut dan baru-baru ini mengerahkan lebih banyak kapal.

Baca juga: Apa itu Konflik Laut China Selatan? Rebutan Wilayah Rentan Perang China vs Amerika Serikat

Baca juga: Ngeri-ngeri Sedap! AS Muak, Peringatkan China Berhenti Sok-sokan Pamer Militer di Laut China Selatan

Baca juga: Picu Ketegangan di Laut China Selatan, China Bangun Pangkalan Militer Besar-besaran

Kapal serbu amfibi, Tonnerre dan fregat Surcouf akan berlayar melalui perairan

yang diklaim oleh Beijing itu dalam beberapa hari mendatang.

USS Ralph Johnson mengawal kapal induk USS Nimitz di Laut China Selatan
USS Ralph Johnson mengawal kapal induk USS Nimitz di Laut China Selatan (usnavy)

Selain itu, Prancis akan mengambil bagian dalam latihan angkatan laut

bersama skala besar dengan India, Australia, Jepang dan AS

sebagai bagian dari misi tahunan Jeanne d'Arc.

Collin Koh, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam,

mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa Macron mencoba memposisikan Prancis sebagai kekuatan alternatif bagi China dan AS.

Baca juga: Tak Terelakkan Lagi, Cepat atau Lambat Indonesia Bakal Hadapi China di Laut China Selatan

Baca juga: Pasukan Pengebom China Mulai Latihan Intensif di Laut China Selatan, Siap Hadapi Kemauan AS

"Jelas bahwa Prancis ingin menempatkan dirinya sebagai negara alternatif untuk dikunjungi selain AS dan China."

"Dia akan membuat orang berpikir: 'jika Anda muak dan lelah dengan semua persaingan China-AS

dan bingung siapa yang harus dipilih di antara China dan AS, ada Prancis sebagai pilihan lain'."

Padahal ketimbang Prancis, Koh percaya bahwa Jepang berada pada posisi yang lebih baik

untuk menawarkan dirinya sebagai alternatif regional.

Ini karena muncul dugaan Prancis hanya ikut-ikutan.

Baca juga: China Panas Kapal Induk dan 3 Kapal Perang AS ke Laut China Selatan, Beijing Dituduh Zalim ke Taiwan

Sebelumnya, mereka datang ke Laut China Selatan hanya ketika Inggris dan Jerman

bersiap untuk mengerahkan angkatan laut mereka ke perairan itu pada akhir tahun 2020 lalu.

Latihan Kapal Perang Angkatan Laut China 2 Januari 2017di Laut China Selatan
Latihan Kapal Perang Angkatan Laut China 2 Januari 2017di Laut China Selatan (AFP PHOTO)

Namun apa pun tujuan Prancis, dikhawatirkan aksi itu bisa memicu konflik skala besar

yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.

Apalagi selain Prancis, grup serang kapal induk baru Inggris

juga akan melakukan latihan bersama dengan Jepang.

Sementara Jerman baru akan mengirim fregat ke Asia pada bulan Agustus mendatang.

Fregat itu akan menjadi kapal perang Jerman pertama yang menyeberangi Laut China Selatan sejak 2002.

Baca juga: Topan Goni Bergerak ke Laut China Selatan, BMKG: Awas Gelombang Tinggi, Hujan Lebat & Angin Kencang

Baca juga: Enam Pesawat Bomber Milik China dan Rusia Lintasi Laut China Selatan, Ada Apa?

Terakhir, Koh mengingatkan bahwa kehadiran kapal perang Barat di Laut China Selatan

bisa menjadi peringatan untuk kita semua.

Sebab, Laut China Selatan merupakan perairain yang begitu penting.

Pulau-pulau di wilayah yang diklaim China dan sudah diberi nama di Laut China Selatan
Pulau-pulau di wilayah yang diklaim China dan sudah diberi nama di Laut China Selatan (screenshot google map via kompas.com)

Perairan itu menjadi jalur utama perdagangan global,

sekaligus kaya akan sumber daya energi.

Jadi, tak heran negara sekelas Prancis juga menginginkannya.

Baca juga: CHINA Lembek ke India dan Jepang, Ciut Hadapi Tim Quad Siap Libas Militernya di Laut China Selatan

Baca juga: China Ketakutan Jerman Nimbrung di Laut China Selatan, Xi Jinping Tertekan Koalisi AS makin Perkasa

Baca juga: Bikin Rusuh di Laut China Selatan, Beijing Ketahuan Lakukan Hal Tak Terpuji di Laut China Timur

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

SUMBER: INTISARI

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved