Beda Pendapat Dirut Bulog Vs Menteri Jokowi Soal Impor Beras, Buwas 'Bela Petani': Harga Sudah Drop
Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog, Budi Waseso mengaku tak pernah mengusulkan impor beras pada tahun ini dan dapat perintah dari 2 menteri
keseluruhannya berjumlah 461 ribu ton.
Sementara beras sisa impor tahun 2018 yang masih tersedia di gudang Bulog yaitu 275.811 ton,
dengan sebanyak 106.642 ton di antaranya mengalami turun mutu.
Buwas yang juga merupakan mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut mengungkapkan,
kesalahan pada impor beras tahun 2018 dikarenakan rata-rata jenisnya merupakan jenis beras pera
yang tidak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia yang menyebabkan sulitnya penyaluran beras tersebut.
Bulog menyebut pihaknya perlu mencampur beras impor tersebut
dengan beras produksi dalam negeri agar bisa disalurkan ke masyarakat.
Pada Maret 2020, lanjut Buwas, beras impor tahun 2018 masih tersisa sekitar 900 ribu ton.
Beras tersebut kemudian digunakan untuk penyaluran bantuan sosial dari Kementerian Sosial dan bantuan langsung dari Presiden
kepada masyarakat dalam menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi.
Namun beras tersebut hanya tersalurkan sekitar 450 ribu ton dari alokai sebanyak 900 ribu ton.
Sisanya, hingga kini sebanyak 275.811 ton beras impor tahun 2018
masih tersimpan di gudang Bulog dengan 106.642 ton di antaranya sudah mengalami turun mutu.
Rencananya, kata Buwas, beras sisa impor tahun 2018 tersebut
akan diolah menjadi tepung yang akan ditangani Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
Namun menurutnya, Bulog sudah mendapatkan penugasan impor beras 1 juta ton
kendati sisa impor beras tahun 2018 belum diselesaikan.
"Tapi sampai saat ini belum bisa dilaksanakan.
Baca juga: Hanya Beras Impor yang Harganya Naik di Tanjungpinang
Ini menjadi beban Bulog," ungkap Buwas.
Keyakinan Mendag
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meyakini,
kebijakan impor beras 1 juta ton di 2021
tidak bakal menghancurkan harga gabah di tingkat petani.
Menurut dia, langkah ini dilakukan untuk menjaga stok beras nasional dan menstabilkan harga.
"(Impor) ini bagian dari strategi memastikan harga stabil.
Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani
terutama saat sedang panen raya," ujar Lutfi dalam konferensi pers pada Senin (15/3/2021).
Lutfi mengakui, berdasarkan data BPS,
produksi beras nasional alami kenaikan tipis 0,07 persen menjadi mencapai 31,63 juta di 2020.
Kenaikan produksi pun diperkirakan berlanjut di 2021.
Potensi produksi beras sepanjang Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton,
naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan produksi pada periode sama di 2020 yang sebesar 11,46 juta ton.
Kendati demikian, kata Lutfi, angka produksi tahun ini masih bersifat ramalan.
Artinya masih ada kemungkinan mengalami kenaikan atau bahkan penurunan,
terlebih mengingat kondisi curah hujan yang tinggi di sejumlah daerah Indonesia akhir-akhir ini.
* Berita tentang Buwas
* Berita tentang Bulog
* Berita tentang Impor Beras
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Buwas Beberkan 2 Menteri Jokowi yang Perintahkan Impor Beras
(*)