HUMAN INTEREST
Kisah Agusri Nelayan Tradisional Asal Natuna Bersaing dengan Kapal Ikan Asing di Laut
Agusri cukup terganggu dengan aktivitas kapal ikan asing yang mencari ikan di perairan Natuna. Ia berharap pemerintah bisa lebih tegas
Dari hasil tangkapannya itu akan dibagi empat. Tiga bagian untuk nelayan, dan satu bagian untuk pemilik kapal.
"Kalau penghasilan rata-rata, biasanya kami dapat Rp 2 juta sampai Rp 3 juta hasil dari turun melaut. Kalau tidak ada kendala. Kadang kalau cuaca tidak mendukung kita juga tekor," ujarnya.
Agusri mengatakan, ketika mereka turun ke laut untuk menangkap ikan, tidak jarang bersaing dengan kapal ikan asing (KIA), dan jarak antara kapal mereka dengan KIA itu tidak terlalu jauh.
"Kami aktif bekerja itu siang hari bang, dan malam kita istirahat. Tapi di malam hari kami tidak bisa tidur nyenyak, karena khawatir takut kapal kami ditabrak dengan KIA itu.
Meskipun selama ini belum ada kejadian, tapi pernah sewaktu kita labuh jangkar KIA itu datang seakan menabrak. Kami takutkan kapten KIA itu tidur atau apa, jadi ketika ada KIA di dekat kami pada malam hari, kami harus pindah labuh jangkarnya dan menjauh dari kapal mereka," tutur Agusri.
Dengan hadirnya KIA yang sering dijumpai para nelayan masyarakat Natuna di laut, Agusri cukup terganggu dan merasa ikan-ikan yang harusnya menjadi tangkapan mereka justru diambil KIA.
"Mereka itukan pakai jaring pukat harimau dan tentunya dengan alat canggih, otomatis hasil tangkapannya pasti lebih banyak ketimbang kami yang hanya menggunakan alat pancing manual dan rawai.
Kita kan tahu kalau pukat harimau itu akan mengangkut ikan yang sekecil telunjuk hingga paling besar. Jelas dengan cara yang mereka gunakan di perairan Indonesia akan merusak ekosistem laut kita," ujarnya.
Sementara itu, terkait adanya KIA yang beraktivitas di perairan Indonesia, Pemerintah telah melakukan beberapa upaya seperti menahan dan melakukan pemusnahan kapal. Namun upaya tersebut tidak begitu efektif. Pasalnya masih saja ada KIA yang beroperasi di perairan Indonesia.
Agusri berharap kepada pemerintah untuk bertindak lebih tegas terhadap KIA yang masuk ke wilayah perairan Indonesia.
"Kita berharap kepada pemerintah untuk lebih tegas lagilah agar kapal ikan asing itu tidak masuk ke wilayah Indonesia ini, dan tidak menggangu kita," harap Agusri.
(Tribunbatam.id/Muhammad Ilham)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita tentang Natuna