SITUASI MYANMAR MEMBARA
Situasi Myanmar Kian Mencekam, Tewaskan Lebih 701 Warga Sipil & Terbaru Pasutri Ditembak Mati
Pasangan suami istri (pasutri) tragis. Keduanya ditembak mati oleh pasukan keamanan Myanmar di Kota Tamu pada Selasa (13/4/2021) pagi waktu setempat
TRIBUNBATAM.id - Lebih sebulan terakhir, situasi keamanan di Myanmar terus membara.
Jumlah korban tewas akibat kekerasan aparat keamanan di Myanmar sudah melebih 700 orang.
Seperti dilaporkan AFP, Minggu (11/4/2021) Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik telah memverifikasi 701 kematian warga sipil sejak kudeta tersebut.
Sebaliknya, pada Jumat (9/4/2021), menurut juru bicara junta militer, jumlah korban tewas hanya 248 orang. Meskipun terjadi pertumpahan darah, pengunjuk rasa terus melakukan unjuk rasa di beberapa bagian negara.

• Setidaknya 536 Warga Terbunuh! Situasi Negara Myanmar Kian Membara, Junta Militer Matikan Internet
Seorang penjaga keamanan terluka dalam ledakan bom di luar satu bank milik militer di kota terbesar kedua Myanmar pada Minggu (11/4) pagi, ketika korban tewas sipil dari tindakan keras brutal junta terhadap perbedaan pendapat mencapai lebih dari 700 pada akhir pekan.
Negara itu berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Selain banyak pendemo ditembak mati, warga sipil juga ikut ditembak mati.
• Militer Myanmar Semakin Brutal, Gadis Berusia 7 Tahun Tewas Ditembak
Seperti yang dialami Pasangan suami istri ( pasutri) tragis. Keduanya ditembak mati oleh pasukan keamanan Myanmar di Kota Tamu pada Selasa (13/4/2021) pagi waktu setempat.
Sang suami bernama Kishan Goutam sedangkan sang istri bernama Harimaya Goutam sebagaimana dilansir Myanmar Now, Rabu (14/4/2021).
Jenazah pasutri itu kemudian ditemukan di selokan pinggir jalan, kata penduduk kepada Myanmar Now.
Kishan dan Harimaya mulanya sedang mengendarai sepeda motor mereka.

• MENYAYAT HATI! Ingin Lari ke Pengkuan Ayahnya, Gadis 7 Tahun Ini Ditembak Mati Aparat Myanmar
Ketika melewati Jembatan Pahe, tiba-tiba mereka ditembak pasukan keamanan.
Pasutri tersebut berasal dari komunitas Gurkha Myanmar dan memelihara sapi perah sebagai mata pencaharian mereka.
Pada saat mereka ditembak mati, mereka membawa wadah berisi susu yang diyakini akan mereka jual.
"Pasangan itu membawa susu dan menaiki sepeda motor. ( Jenazah) mereka mereka dibuang ke selokan," kata seorang penduduk kepada Myanmar Now tanpa menyebut nama.
Jenazah keduanya diambil oleh sukarelawan lokal dan dikirim ke kamar mayat rumah sakit.
Pasutri itu meninggalkan satu putri dan dua putra.
• Warga Myanmar Lawan Proses Hukum Indonesia Lewat Praperadilan, Ditolak PN Batam

Khawatir pasukan keamanan akan membawa jenazah Kishan dan Harimaya, anggota keluarga Goutam mengambil jenazah keduanya dari rumah sakit dan mengadakan pemakaman sesuai dengan tradisi Nepal Gurkha.
Kishan diyakini berusia 40-an tahun sedangkan Harimaya berusia 30-an tahun.
Selasa sore waktu setempat, seorang wanita dan tiga pria di Tamu juga ditangkap oleh angkatan bersenjata Myanmar.
Pada Rabu pagi waktu setempat, polisi dan tentara Myanmar melakukan penggeledahan di dua kelurahan di Tamu.
“Mereka menggeledah rumah orang-orang yang dicurigai mengikuti protes dan aktivitas (anti-kudeta), ”kata seorang penduduk kepada Myanmar Now pada Rabu.
• Aksi Balas Dendam Anti Kudeta Militer Myanmar, Polisi Tewas Tak Ada yang Mau Menguburkan
Sebelum Kishan dan Harimaya terbunuh, lima orang dilaporkan telah menjadi korban tewas di tangan angkatan bersenjata Myanmar sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari.
Pada 1 April, satu pekan setelah adanya korban tewas pertama di kota Tamu, sebuah kelompok anti-kudeta menyerang pos polisi dan menewaskan lima polisi.
Sabtu (10/4/2021) pekan lalu, penduduk setempat menyergap konvoi pasukan junta militer ketika mereka memasuki kota Tamu untuk menekan protes.
Dengan menggunakan senapan berburu rakitan, mereka membunuh setidaknya tiga tentara. Dua warga sipil juga tewas dalam bentrokan itu.
• Insiden Berdarah di Myanmar, Pasukan Militer Tembak Mati 13 Demonstran Anti Kudeta
Sehari kemudian, seorang penembak jitu menembak dan membunuh seorang pengendara sepeda motor yang sedang melewati sebuah kantor polisi di kota Tamu.
Banyak penduduk Tamu melarikan diri ke India setelah pembunuhan, penggerebekan, dan penangkapan yang dilakukan oleh pasukan junta militer.
(*/tribunbatam.id)
BACA JUGA BERITA TERBARU TRIBUNBATAM.id di GOOGLE NEWS
Baca Juga Berita lain tentang MYANMAR
Baca Juga Berita lain tentang JUNTA MILITER
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Bengisnya Militer Myanmar, Bunuh Pasangan Suami Istri yang Hendak Jual Susu