PEMBANGUNAN JEMBATAN BATAM BINTAN
Update Jembatan Batam Bintan, Pembangunan Dibiayai Pemerintah dan Investor, Ini Porsinya
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa target sebelum 2024 pembangunan Jembatan Batam Bintan sudah selesai. Pembiayaan ditanggung pemerintah dan investor
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
"Ini kan dari KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha). Sumbernya kan dari pihak ke 3, baik dari BUMN, bisa juga dari bank-bank penyedia investasi, dan sisi pemerintahnya anggaran yang bersumber dari luar.
Kita sangat optimis pembangunan jembatan terealisasi," ucapnya.
Sesuai koordinasi awal, Jembatan Batam Bintan ini nantinya memiliki row jalan 100 meter dan dibagi dalam tiga trase.
Panjang Trase Pulau Batam adalah 1,64 Km dilanjutkan trase Pulau Tanjungsauh sepanjang 3,35 Km dan Trase Pulau Bintan sepanjang 2,40 Km.
Dari sejumlah informasi, lelang KPBU bakal dilaksanakan tahun ini. Pelelangan akan dimulai setelah mendapatkan rekomendasi tinggi vertical clearance Jembatan Batam Bintan.
Akhir tahun lalu, Pemprov Kepri sudah mengusulkan vertical clerance untuk tiap trase. Vertical clearance untuk trase Batam ke Tanjungsauh setinggi 20 meter.
Sementara dari Tanjungsauh ke Pulau Buau setinggi 40 meter.
Kementerian PUPR: Sudah ada Investor yang Berminat
Diberitakan, Pembangunan Jembatan Batam Bintan menjadi salah satu proyek strategis yang terus digesa Pemerintah.
Tidak hanya Pemprov Kepri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Kementerian PUPR menyebut, jika sudah ada investor yang berminat dalam pembangunan jembatan yang ditaksir menelan biaya hingga Rp 8 triliun ini.
Dilansir dari Kontan.co.id dengan judul 'Kementerian PUPR targetkan lelang proyek jembatan Batam–Bintan pada akhir tahun 2021', Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Eko Djoeli Heripoerwanto mengatakan, proyek jembatan Batam Bintan akan ditawarkan dengan skema KPBU.
Saat ini proyek Jembatan Batam Bintan masih dalam review teknis dan finansial karena ada perubahan sejumlah asumsi.
Ia mencontohkan, jika ada permintaan untuk penambahan jalur motor di jembatan, yang itu nanti berimplikasi pada investasi.

Lalu kemudian penambahan lebar jembatan tol, dulu inginnya 26 meter, sekarang inginnya 32 meter karena harus ada jalur motor tadi.
“Ini yang membuat kemudian kita sedikit bergeser dari jadwal semula. Jadi itu antara lain yang harus dilihat kembali,” terang Eko, Sabtu (3/4/2021).