HUMAN INTEREST
DULU Seorang Kernet dan Pemanen Sawit, Sekarang Pria Ini Berhasil Menjadi Anggota DPRD Batam
Utusan Sarumaha, pria asal Nias ini memiliki kisah hidup yang susah sebelum menjadi seorang pengacara dan Anggota DPRD Kota Batam.
"Selama kuliah, saya tinggal bersama saudara. Bahkan saya menjadi kernet angkutan umum Jodoh Dapur 12," kata Utusan.
Sejak 2009, Utusan mengikuti pendidikan advokat dan 2010 dilantik menjadi adovokat.
Menurutnya banyak suka duka saat menjadi advokat. Ia pernah menangani perkara-perkara yang berat seperti pembunuhan, pembakaran, dan sebagainya.
Lantas apa perkara yang paling berkesan? Menurut Utusan, kasus anak SMAN 1 Batam, Wardiama Zebua ditetapkan jadi tersangka.
Dalam perkara ini banyak pengalaman yang didapatkan lantaran perkara tersebut viral.
"Saya terkesan karena memang pembuktiannya cukup unik. Pertemuan mereka belum terungkap apakah bertemu atau tidak. Berdasarkan data tak bisa ditemukan antara korban dan pelaku. Jaksa menuntut hukuman mati. Atas dalil-dalil pembedaan lolos dari hukuman mati jadi hukuman seumur hidup," paparnya.
Selain itu perkara yang berkesan adalah, pembunuhan di Baloi Kolam. Korban di temukan digantung di pohon. Dalam perkara itu, polisi tak menyita seluruh CCTV yang terlibar dalam perkara.
Dalam dunia pengacara, kata Utusan, memang harus menguasai beragam ilmu yang dikuasai. Seperti ilmu forensik, IT, kesehatan dan lain sebagainya.
Sebelumnya Utusan memang tak memiliki cita-cita jadi pengacara.
Selama di Batam, ia banyak melihat orang-orang yang tertindas, teraniya dan hak-haknya dirampas.
Oleh sebab itu ia memilih jadi pengacara.
"Di sisi lain, saya lihat pengacara itu menjanjikan dari sisi ekonomi. Kita bekerja untuk keluarga kita. Saya yakin profesi pengacara itu menjanjikan," katanya.
Utusan, mengaku jadi pengacara memiliki suka duka.
Sukanya, misalnya kalau dapat client yang memiliki ekonomi bagus, maka dapat duit.
Namun apabila mendapat client yang ekonomi rendah tetap harus ditolong dengan hati yang sungguh-sungguh.