Cerita Kuli Bangunan di Mabes TNI AD Didatangi Jenderal Andika Perkasa dan Disuruh Pulang Kampung
Jenderal Andika Perkasa meminta sang kuli bangunan yang kerja di mabes TNI AD pulang kampung
TRIBUNBATAM.id - Ada kisah yang cukup menginspirasi dari cerita seorang kuli bangunan di markas besar TNI Angkatan Darat.
Kisah tersebut mengetengahkan antara Sandi Rihata, pekerja bangunan di markas TNI AD dengan KSAD Jenderal Andika Perkasa.
Ceritanya, Sandi Rihata pada suatu hari didatangi Jenderal Andika Perkasa dan istri saat sedang bekerja.
Kedatangan Jenderal Andika Perkasa ternyata untuk meminta Sandi Rihata pulang karena harus mengantar adiknya kerja di rumah sakit atas bantuan Jenderal Andika Perkasa.
Jenderal Andika Perkasa menyuruh Sandi Rihata segera pulang. Tujuannya agar Sandi bisa mengantar adiknya, Iis Riani berangkat bekerja keesokan harinya.
"Sekarang Mas Sandi Pulang, besok anterin Iis," ujar Jenderal Andika Perkasa.
Sandi Rihata pun menuruti perintah Jenderal Andika pulang ke kampung halaman untuk mengantarkan sang adik.
Setelah pulih dari pasca operasi fistula ani, Iis Riani, adik dari Sandi Rihata diterima kerja di Rumah Sakit Tingkat III Ciremai, Cirebon, Jawa Barat atas rekomendasi Jenderal Andika Perkasa.
Gadis berusia 20 tahun ini berhenti dari pekerjaan lamanya, dan memulai pekerjaan baru untuk mendapatkan pengalaman yang lebih bermakna dalam hidupnya.
Banyak hal baru yang Iis jalani selama menjalani orientasi, sebuah pengalaman yang tak ia dapatkan selama bekerja di pabrik sepatu. Kini ia tak lagi hanya duduk sepanjang hari selama bekerja.
Iis mengaku segala yang ia dapatkan saat ini adalah berkat Jenderal Andika Perkasa dan sang kakak, Sandi Rihata.
“Semoga Iis betah kerja disini dan lebih semangat karena berkat Aa terus sama Bapak Kasad, Iis tidak mau mengecewakan Bapak Kasad dan Aa yang sudah nolongin Iis kerja disini\," kata dia.
"Semoga gaji yang Iis terima disini bisa membahagiakan orang tua dan untuk ditabung, semoga Iis bisa mengejar cita-cita menjadi dokter,” ujar Iis.
Rasa tanggung jawab, perhatian, dan kasih sayang yang tulus dari seorang kakak, mengantarkan Iis melangkah dengan semangat memulai hari baru.
“Karena Sandi merasa kasihan sama Iis, dia saudara perempuan satu-satunya, jadi Sandi terpikir untuk bicara dengan Bapak Kasad,” ujar Sandi.