Pengakuan 2 Tersangka Pembunuhan Kakak Beradik di Kudus, Jengkel Anak Pelaku Diludahi Korban

TRIBUNBATAM.id - Insiden berdarah menewaskan kakak beradik bernama David dan Dimas di Kelurahan Wergu Wetan, Kecamatan Kota Kudus pada Minggu (14/9/2025) malam lalu.

David dan Dimas ternyata dibunuh oleh dua tetangganya sendiri yang juga kakak beradik bernama Abilawa Ariya Damas dan kakaknya Rangga Pati Morgana.

Setelah hampir dua pekan buron, akhirnya kedua pelaku berhasil ditangkap polisi di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kapolres Kudus, AKBP Heru Dwi Purnomo, mengonfirmasi penangkapan kedua pelaku pembunuhan.

“Jadi dalam kasus ini korban merupakan kakak beradik, dan pelaku juga kakak beradik. Kami memeriksa enam saksi dalam peristiwa tersebut, yakni keluarga korban dan keluarga pelaku,” ujar Kapolres Kudus AKBP Heru Dwi Purnomo, dalam konferensi pers di Mapolres Kudus, Rabu (24/9).

Pihak kepolisian juga sudah mengamankan beberapa barang bukti melalui olah tempat kejadian perkara (TKP).

Termasuk dua senjata tajam pisau belati yang masing-masing digunakan pelaku untuk menikam korban.

Pihak kepolisian langsung melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku setelah menemukan barang bukti.

Mengingat Abilawa Ariya Damas dan kakaknya Rangga Pati Morgana langsung kabur setelah menghabisi nyawa korban.

Upaya pelarian kedua pelaku terhenti setelah aparat kepolisian berhasil menangkap keduanya di salah satu indekos di Kabupaten Lombok Barat, NTB. 

"Penangkapan kedua pelaku yang lari sampai ke NTB itu tidak hanya melibatkan tim Resmob Polres Kudus, melainkan juga melibatkan tim dari Polres Pati, Jatanras Polda Jateng, tim dari Polda Bali, Polda NTB, dan Polres Lombok Barat," jelasnya.

Baca juga: Pemicu Kakak Beradik Dibunuh Tetangga di Kudus, Anak Pelaku Sedang Sakit

Heru mengungkapkan, motif dalam kasus itu lantaran Abilawa sebagai tetangga kedua korban merasa jengkel dan dendam kepada korban.

Setahun sebelumnya, Abilawa sempat menegur kedua korban lantaran keduanya acap membuat gaduh di sekitar rumah. Abilawa sebagai tetangga merasa terganggu. 

Setelah ditegur, korban bukan malah berhenti membuat gaduh, melainkan kian menjadi-jadi.

Ditambah sore sebelum peristiwa berdarah tersebut terjadi, anak Abilawa diludahi oleh seorang pelaku.