HUMAN INTEREST
Curhat Pelaku UMKM yang Jual Emas dan Gadai Motornya Demi Bertahan Hidup saat Pandemi
Pandemi covid-19 membuat Heni, pelaku UMKM di Tanjungpinang terpaksa menjual emas dan menggadaikan motornya agar usaha kulinernya tetap jalan
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Sudah dua tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, khususnya di Tanjungpinang.
Dari dampak pandemi itu, para pelaku usaha merasakan susahnya bertarung mempertahankan bisnisnya.
Hal itu juga dirasakan pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Tanjungpinang. Salah satunya Heni (39).
Usaha kulinernya mulai mie lendir, gado-gado hingga sop ayam dan daging, harus terus dijalankan agar bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
Terpaan wabah Covid-19 dengan segala aturan yang sudah dikeluarkan pemerintah daerah membuat dirinya harus putar otak.
Baca juga: Kisah Gadis Bernama Sajitha Pergi Menjemput Cinta Puluhan Tahun, Keluarga Anggap Sudah Meninggal
Baca juga: Curhat Junaidi THL di Pemkab Lingga, 11 Tahun Mengabdi Kini Diberhentikan
Bahkan emas pemberian suaminya pun harus rela dijual agar bisa mendapatkan modal usaha lanjutan.
"Emas sudah dijual, motor juga sudah kita gadai. Sekarang jualan hanya sebatas bertahan saja. Tak tau mau cari nafkah bagaimana lagi," ucapnya mengeluh.
Saking sepinya pembeli, bisa membawa uang Rp 80 ribu pulang ke rumah saja sudah sangat bersyukur.
"Itulah hasil kita jualan. Kebanyakan kita rugi. Kita jual makanan. Kalau tak laku ya ujungnya dibuang. Tak akan bisa lagi kita jual," ujarnya sambil meracik pesanan pembeli.
"Jadi kita jualan makanan begini, sekalianlah buat kita makan juga keluarga," tambahnya.
Ia juga mengkritik kebijakan pemerintah setempat atas razia gembok kendaraan, bila ada kerumunan pembeli nongkrong di kafe.
"Kalau penyedia kafe sudah terapkan jaga jarak seharusnya tak apa-apalah. Misal satu meja hanya boleh 2 kursi saja. Kayak kita gini berharap dari pengunjung datang ke sini. Kalau sudah dilarang, mau laku berapalah hanya jualan kita ini," ujarnya.
Di satu sisi ia setuju upaya itu juga untuk menekan penyebaran Covid-19 di Tanjungpinang.
"Tapi juga dipikirkan dampak bagi kami pelaku usaha kecil ini. Kalau yang bergaji dari negara mah enak. Ada Covid ini tidak mempengaruhi gajinya.
Coba dirasakan juga bagaimana rasanya jadi seperti kami pedagang kecil yang hanya cari makan," katanya.
(Tribunbatam.id/endrakaputra)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita tentang Kepri
Berita tentang Human Interest Story