Jepang Berterimakasih ke Indonesia, Dulu Dianggap Sampah, Obat Ini Kini jadi Primadona
Pemerintah Jepang mengucapkan banyak terima kasih kepada Indonesia karena bisa banyak belajar mengenai
TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Jepang mengucapkan banyak terima kasih kepada Indonesia karena bisa banyak belajar mengenai obat generik.
Hal tersebut disampaikan Profesor Masaki Muto (72), Manajemen Medis, Direktur Perwakilan Masyarakat Obat Generik dan Biosimilar Jepang.
Di pemerintahan Jepang, Profesor Masaki Muto bekerja sebagai anggota Kelompok Kajian Informasi Mutu Obat Generik (Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan 2008-).
Kemudian Anggota Dewan Tindakan Regional Metropolitan Tokyo (Tokyo 2008-2017).
Lalu Ketua Subkomite Survei dan Evaluasi Perawatan Medis Rawat Inap (Chuikyo 2012-2018),
Dan Anggota Spesialis Kelompok Kerja Perawatan Medis Kantor Kabinet Jepang sejak 2019.
Profesor Muto mengaku telah tiga kali ke Jakarta sejak 1998 dalam program JICA (Japan International Cooperation Agency).
Dan dirinya melihat sendiri gudang stok kementerian kesehatan Indonesia yang ternyata di sana banyak obat generik.
"Kaget juga saya saat itu," tekannya lagi.
Baca juga: 5 Rekomendasi Obat Herbal Alami untuk Mengatasi Asam Lambung Naik
Baca juga: Tips Mengobati Migrain Tanpa Perlu Minum Obat, Caranya Mudah dan Bisa Langsung Dipraktikan
Mengapa? Karena di Jepang sedikit sekali penggunaan obat generik saat itu.
Profesor Masaki Muto mengatakan di Jepang, masyarakat menganggap obat generik sebagai 'sampah'.
"Saya sangat berterima kasih kepada Indonesia karena banyak belajar mengenai obat generik, papar Profesor Masaki Muto (72), Rumah Sakit Kinugasa Area Yokosuka Dia adalah direktur Pusat Promosi Perawatan Komprehensif, dan Anggota Spesialis Kelompok Kerja Perawatan Medis Kantor Kabinet PM Jepang sejak 2019., khusus kepada Tribunnews.com sore ini (16/6/2021).
"Selain itu juga citra yang buruk, obat murah kualitas juga jelek. Citra buruk itu di Jepang yang membuat orang enggan memakai obat generik. Tetapi kini setelah saya kampanyekan obat generik, setelah terbuka mata saya melihat Indonesia, akhirnya tingkat penggunaan obat generik di Jepang saat ini mencapai sekitar 80%."
Profesor Mutro masih ingat dengan nasi goreng, sate serta berbagai makanan Indonesia yang sangat disukainya.
Ayahnya juga dulu sebagai tentara dalam perang dunia kedua.
