Puncak Kecewa NOVEL BASWEDAN Bicara Nyaris Buta hingga Hinaan Luar Biasa

Novel Baswedan matan polisi yang beralih bekerja di lembaga antirasuah KPK tak seperti biasa saat tak bisa menahan emosi berbicara soal hinaan padanya

Tri bunnews/Irwan Rismawan/Wisnu Agung/Beritagar.id
Kolase foto Novel Baswedan (tengah) dan dua pelaku penyiraman air keras yang ternyata anggota Polri saat menjalani persidangan, beberapa waktu lalu 

Novel menambahkan, penghinaan yang ia alami telah kebablasan.

Namun, tidak ada satupun orang yang menghinanya diproses secara hukum oleh pihak kepolisian.

"Upaya menghina ini kan sudah kebablasan, sekarang siapa sih yang mau dihina secara luar biasa terus menerus?"

"Kalau cuma diri saya, saya masih santailah. Lama-lama penghinaan ini kan sudah begitu luar biasa," ucapnya.

Novel mengaku tidak masalah jika penghinanya itu merupakan orang-orang yang jahat atau berasal dari pihak yang berperkara.

Sayangnya, kadang penghinanya berasal dari orang yang dikenal baik.

Baca juga: Novel Baswedan dan 74 Pegawai KPK Melawan, Firli Bahuri Terbitkan SK Berisi 4 Poin

"Saya kadang kala emosional, saya kalau cuma orang-orang jahat yang benci sama saya, saya masih bisa memahami."

"Ketika orang yang seharusnya dia orang baik, kemudian dengan nalarnya sangat pendek.

Kemudian dia malah justru membuat sesuatu (penghinaan) orang yang ingin berbuat untuk negara ini," paparnya.

Ia mengaku tidak akan merugi jika mundur dari KPK.

Bahkan, dia siap mundur dari KPK jika negara sudah tidak memiliki komitmen memberantas korupsi di Indonesia.

Politisi PDIP Dewi Tanjung (kiri) yang sempat meragukan kondisi mata Novel Baswedan (kanan) yang disiram air keras oleh 2 oknum polisi
Politisi PDIP Dewi Tanjung (kiri) yang sempat meragukan kondisi mata Novel Baswedan (kanan) yang disiram air keras oleh 2 oknum polisi (Kolase foto KOMPAS.COM/RINDI NURIS VELAROSDELA dan TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Ketika melihat seolah-olah yang memberantas korupsi malah dikerjain, malah dibuat seolah-olah kami adalah orang-orang yang brengsek yang harus diuber, ya memang lebih bagus ditinggalkan."

"Jadi pemberantasan korupsi tidak ada saja."

"Terus mau memperjuangkan apa lagi?"

"Saya merasa saya tidak hanya mendapatkan rezeki dari KPK, kok."

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved