CORONA KEPRI
Curhat Pasien Covid-19 Batam Isolasi Mandiri, Berbagi Semangat via Video Call
Pasien covid-19 Batam yang menjalani isolasi mandiri mencurahkan isi hatinya. Bagaimana ceritanya mengusir rasa bosan?
"Selama Juni, ada 93 orang meninggal. Sedangkan selama 1-8 Juli ada 45 orang yang pergi meninggalkan kita. Ini perlu diwaspadai," ungkap Asep.
Kekhawatiran Asep tidak saja tertuju pada kasus kematian saja.
Lebih dari itu, kematian itu kini menyasar mereka yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Kekhawatiran tersebut tentu beralasan.
Betapa tidak, hingga saat ini, lebih banyak pasien Covid-19 menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Asep memaparkan, ada 1.625 orang tanpa gejala atau 68 persen menjalani isolasi mandiri.
Pasien yang menjalani isolasi terpadu di Asrama Haji sebanyak 421 orang atau 18 persen.
Sedangkan pasien yang menjadi perawatan di rumah sakit berjumlah 333 orang atau 14 persen.
"Perlu dipertanyakan keseriusan pemerintah dalam menangani Covid-19, jika sudah isolasi mandiri sebanyak ini?" tegas Asep.
Itu berarti pasien Covid-19 yang ditangani secara langsung oleh pemerintah hanya 32 persen saja.
Padahal di Kepri umumnya kasus kematian sudah menyasar banyak pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Penularan dari tempat isolasi mandiri di rumah dan kurang terawasinya perubahan dari yang tidak bergejala menjadi gejala ringan, sedang dan berat menjadi penyebab kematian," ungkap Epidemiolog ini.
Baca juga: Ini Obat Terapi Covid-19 Bagi Pasien Isolasi Mandiri
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Batam Sudah Mencapai 52.48 Persen, Simak Rinciannya
Data dari Posko Bersama Kemenko Polhukam per 8 Juli 2021 menyebutkan sejak Juni 2021, 265 pasien yang menjalani isolasi mandiri sudah meninggal dunia.
Mereka tersebar pada 47 kabupaten dan kota dari 10 provinsi di Indonesia termasuk Kepulauan Riau.
"Saya belum menganalisis di Kepri. Tetapi seperti yang dijelaskan di atas bahwa isolasi mandiri di rumah adalah untuk yang tidak bergejala. Namun, pada kenyataannya dimungkinkan ada yang bergejala," jelas Asep.
Oleh karena itu, Asep menganjurkan dijalin sinergi antara pasien bersangkutan, keluarga, RT/RW dan puskesmas.
"Puskesmas wajib memantau perkembangan orang yang terkonfirmasi Covid-19 dan memberikan bantuan pengobatan yang diperlukan. Jika mengarah ke gejala sedang dan berat, pasien harus segera dirujuk," kata Asep.
Dia mengingatkan lagi tentang kriteria untuk isolasi mandiri, isolasi terpadu dan perawatan di rumah sakit.
Pasien tidak bergejala atau bergejala ringan boleh menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing atau fasilitas khusus apabila kondisi rumah tidak memungkinkan.
Baca juga: KEPALA Bapelkes Batam Ingatkan Warga Kenakan Masker Ganda Untuk Antisipasi Varian Delta Covid-19
Pasien bergejala ringan bisa dirawat di rumah sakit non rujukan. Sedangkan pasien bergejala berat harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit rujukan.
Kepala Bapelkes Batam ini memberikan catatan penting bagaimana menjalani isolasi mandiri bagi pasien tanpa gejala dan atau bergejala ringan.
Pasien dan keluarga harus memperhatikan ventilasi atau sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup di rumah masing-masing.
Alat makan pasien harus disiapkan tersendiri. Begitulah juga dengan fasilitas mandi, cuci dan kakus serta tempat tidur.
Setiap anggota keluarga dan pasien haru selalu menjaga jarak fisik dan mencuci tangan secara rutin lalu membersihkan permukaan benda dengan cairan disinfektan secara berkala.
"Keluarga juga harus terus memantau kondisi pasien secara berkala dan melaporkannya kepada fasilitas kesehatan secara rutin," sebut Epidemiolog yang satu ini. (TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nur Fadillah/Thomm Limahekin)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Corona Kepri