48 Orang Gagal Masuk Batam dari Pelabuhan ASDP Gegara Hasil Tes Antigen Positif Covid

Koordinator Kimia Farma Pelayanan Rapid Test Antigen di Pelabuhan Roro ASDP Tanjunguban menyebut, ada 48 orang positif covid-19 dari hasil tes antigen

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Alfandi Simamora
48 Orang Gagal Masuk Batam dari Pelabuhan ASDP Gegara Hasil Tes Antigen Positif Covid. Foto calon penumpang sedang menunggu hasil rapid test antigen di Pelabuhan Roro ASDP Tanjunguban Bintan, Rabu (21/7/2021) 

"Kenapa di sini harganya naik menjadi Rp 190 ribu. Ini yang menambah beban bagi masyarakat," keluhnya, Rabu (21/7/2021).

Sementara seorang warga Batam Dody, mengaku baru tahu bahwa di tengah penerapan PPKM di Pelabuhan Roro ASDP Tanjunguban harus ada hasil tes antigen. Ia biasanya bolak-balik Batam-Kijang untuk bekerja.

Baca juga: Saat PPKM Level 4 Berlaku di Batam, Pemko Bakal Lakukan Antigen Massal di Kelurahan

"Saya ini baru tahu mas. Saya kan kadang pulang 2-3 kali seminggu ke Batam. Ini baru tahu harus menunjukkan hasil rapid test antigen," tuturnya.

Ia pun mengeluhkan biaya rapid test antigen yang diadakan di pelabuhan.

"Biasanya kan hanya Rp 150 ribu. Di sini kok mahal," curhatnya.

Tidak hanya Dody, seorang sopir lori yang bolak balik Bintan-Batam Hermawandi, juga mengeluhkan harga rapid test antigen di Pelabuhan Roro ASDP Tanjunguban.

"Biasanya kan Rp 150 ribu, contohnya di Km 16 perbatasan Tanjungpinang-Bintan kemarin. Tapi kenapa di sini malah Rp 190 ribu. Mengapa harganya beda,"keluhnya.

Ia pun berharap Pemerintah yang menerapkan aturan seperti ini tidak semakin memberatkan masyarakat.

"Khususnya kami para sopir yang bekerja sebagai jasa antar barang sembako, ayam dan lainnya ini. Sudahlah rapid test antigen diwajibkan, harga pun naik. Jujur ini sangat memberatkan," katanya.

Ia pun berharap kepada Pemerintah Provinsi Kepri bisa mengevaluasi biaya rapid test antigen di Pelabuhan Roro ASDP Tanjunguban.

"Intinya harapan kita, warga jangan semakin diberatkan. Apalagi sopir seperti kami ini yang harus mengantar barang bolak balik Batam-Bintan. Kalau bisa kita tidak perlu rapid test antigen, atau tidak biaya rapid test dikurangi.

Kita bukan tidak mau mengikuti aturan pemerintah, tapi kan pemerintah juga harus mengetahui keluhan kita di lapangan,"tutupnya.

(tribunbatam.id/Alfandi Simamora)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Corona Kepri

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved