Manfaat Vaksin Covid-19 di Masa Pandemi, 4 Mitos Ini Diduga Bikin Seseorang Takut Divaksinasi
Sejumlah isu miring beredar di tengah masyarakat tentang vaksin Covid-19 yang akhirnya membuat masih banyak masyarakat enggan divaksinasi Covid-19
TRIBUNBATAM.id - Catatan sejarah membuktikan vaksin beberapa kali menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains yang menyelamatnya banyak nyawa.
Namun belakangan ini kabar miring "menyerang" vaksin Covid-19.
Sejumlah isu miring beredar di tengah masyarakat, yang membuat masih banyak masyarakat enggan divaksin Covid-19.
Padalah, salah satu cara melawan Covid-19 agar tak terus menular adalah dengan vaksinasi.
Baca juga: Vaksinasi Jadi Syarat Belajar Tatap Muka, Ini Respons Orang Tua Siswa di Batam
Baca juga: Vaksinasi Corona di Batam, Wali Kota Minta Gubernur Kepri Beri Kuota Vaksin Lebih
Berita hoaks yang beredar membuat sebagian orang takut, walau beberapa orang lainnya mulai memercayai.
Mitos-mitos tentang vaksin Covid-19 tersebut diduga membuat beberapa kalangan ragu melakukan vaksinasi.

Mitos-motos tersebut terus berkembang ke masyarakat dan beberapa meyakininya benar.
Lantas apa saja mitos tersebut?
1. Vaksin membuat kita terinfeksi virus corona
Vaksin memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan penyakit tanpa sebenarnya tidak menyebabkan infeksi.
Misalnya, vaksin Moderna dan Pfizer mengandung untaian materi genetik yang disebut messenger RNA, atau mRNA.
Ketika mRNA memasuki sel tubuh, mRNA menginstruksikan sel untuk memicu potongan "lonjakan" protein yang ada pada virus corona.
Potongan protein itu sebenarnya tidak membahayakan tubuh, tetapi dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk meningkatkan respons melawannya.
Respons tersebut biasanya memicu kelelahan, nyeri otot, sakit kepala atau demam.
Baca juga: JADWAL 6 Kapal Ferry di Pelabuhan Domestik Sekupang Batam, Wajib Tunjukkan Bukti Vaksin dan Antigen
Baca juga: SIMAK Syarat dan Lokasi Vaksin Covid-19 Moderna, Mulai Diberikan ke Umum
Efek tersebut merupakan hal yang normal dan merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh merespons vaksin dengan baik.
2. Proses pembuatan vaksin terlalu cepat sehingga membahayakan
Vaksin pertama untuk Covid-19 memang melibatkan teknologi baru, dan dikembangkan dalam waktu singkat.
Namun, bukan berarti vaksin Covid-19 tidak efektif untuk melawan penyakit tersebut.
Meskipun jenis vaksin ini pertama kali digunakan secara luas dalam vaksin untuk publik, para peneliti sebenarnya telah mengerjakan strategi vaksin ini selama lebih dari tiga dekade.

Vaksin Covid-19 juga telah melewati uji klinis yang ketat.
Karena banyak orang yang terinfeksi Covid-19, hanya butuh beberapa bulan untuk mengumpulkan data yang cukup untuk membuat evaluasi awal dalam uji konis.
Uji klinis tersebut juga telah melewati penelitian cermat dari beberapa ahli dan lembaga kesehatan independen.
3. Bahan utama vaksin sangat mencurigakan
Beberapa orang percaya bahwa vaksin mengandung microchip atau alat pelacak yang bisa memata-matai aktivitas kita.
Padahal, bahan utama vaksin adalah mRNA atau DNA, untuk memicu lonjakan protein.
Kedua bahan vaksin tersebut juga mengandung lipid (lemak) yang membantu mengantarkan mRNA ke dalam sel dan beberapa bahan umum lainnya yang membantu menjaga pH dan stabilitas vaksin.
4. Vaksin bisa mengubah DNA
Baca juga: Benarkah Warga Hendak Masuk Rumah Ibadah di Batam Wajib Vaksin Covid-19? Ini Kata Kemenag
Baca juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Jawa Bali Hingga 23 Agustus 2021 dan Minta Vaksin Harian Dipercepat
Baca juga: Vaksin Gratis hingga Antigen Murah, Ini Daftar Program Kemanusiaan Lantamal lV Tanjungpinang
Dilansir dari Kompas.com, tak ada vaksin yang dapat mengubah DNA manusia.
Vaksin bekerja dengan menginstruksikan sel untuk membuat sepotong protein lonjakan untuk memicu respons sistem kekebalan.
Bahan utama vaksin memang terbuat dari DNA, tetapi tidak dirancang untuk berintegrasi dengan DNA kita.
Vaksin juga tidak bisa secara permanen mengubah genom kita.
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)