CORONA KEPRI
Gubernur Kepri Gesa Turun Level PPKM: Harusnya Level II Bahkan Level I
Gubernur Kepri menggelar rakor penurunan PPKM di Gedung Daerah Tanjungpinang. Melihat data covid-19, seharusnya beberapa daerah turun level.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) saat ini tengah mempersiapkan langkah-langkah penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten dan Kota.
Hal ini dilakukan seiring dengan semakin menurunnya angka penyebaran covid-19 di Kepri.
Sampai dengan tanggal 24 September 2021 seluruh kabupaten dan kota di Kepri berada di PPKM Level III.
Sesuai Inmendagri Nomor 44 Tahun 2021, sejumlah kabupaten dan kota di Kepri diminta menerapkan PPKM level III hingga 4 Oktober 2021.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad dalam arahannya mengatakan, jika berbagai indikator penilaian level PPKM di Kepri sudah menunjukkan perbaikan yang bagus beberapa minggu belakangan.
"Kalau kita lihat seperti angka kasus positif harian, angka keterisian rumah sakit, dan angka kematian sudah menunjukkan penurunan yang drastis.
Baca juga: BNI Serahkan Mobil Transfusi Darah, Gubernur Kepri dan Wakil Beri Apresiasi
Baca juga: PPKM Level 3, Kadinkes Natuna Sebut Data Pusat Tak Sinkron: Harusnya Level 2
Jadi beberapa Kabupaten dan Kota seharusnya sudah turun ke level II atau level I," kata Gubernur Kepri saat memimpin Rapat Koordinasi Penurunan PPKM di Gedung Daerah Tanjungpinang, Kamis (23/9) malam.
Pada rapat yang dihadiri oleh Bupati/Walikota dan Forkompinda Kepri secara virtual ini, Tjetjep Yudiana sebagai Wakil Ketua Harian Satgas Covid-19 Kepri sekaligus ahli epidemiologi menjelaskan ada dua komponen utama yang menjadi asesmen levelisasi Covid-19 oleh pemerintah pusat.
Dua komponen itu adalah transmisi komunitas dan kapasitas respon.
Masing-masing komponen tersebut selanjutnya terdiri dari tiga indikator.
Komponen transmisi komunitas terdiri dari indikator kasus konfirmasi, rawat inap dan kematian.
Sementara komponen kapasitas respon terdiri dari indikator testing, tracing, dan treatment.
"Dari keenam indikator terhadap dua komponen asesmen tersebut, yang masih menjadi hambatan untuk penurunan level ada di rendahnya capaian tracing di beberapa daerah," ujar Tjetjep Yudiana.
Tjetjep memberikan contoh pada Kota Batam sebagai gambaran.
Baca juga: SYARAT Masuk Bioskop di Batam Selama PPKM, Usia Harus di Atas 12 Tahun
Baca juga: Gubernur Kepri Minta Sektor Swasta Meriahkan Hari Jadi Kepri ke-19
Di Kota Batam saat ini kasus konfirmasi sudah menyentuh angka 3,50 per 100 ribu penduduk dalam satu minggu, menurut asesmen angka tersebut sudah berada di tingkat I.