PANCASILA
Mengapa Soeharto Baru Menetapkan Hari Kesaktian Pancasila Setahun Setelah G30S/PKI? Ini Faktanya
Penetapan hari bersejarah ini dilakukan setahun setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965, yang menelan korban jiwa para pahlawan revolusi.
TRIBUNBATAM.id - Peristiwa G30S/PKI menjadi cikal bakal Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober.
Penetapan hari bersejarah ini dilakukan setahun setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965, yang menelan korban jiwa para pahlawan revolusi.
Kala itu, 55 tahun lalu, Presiden Soeharto menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Hari Kesaktian Pancasila ini berkaitan dengan peristiwa kelam Gerakan 30 September atau G30S/PKI di mana terdapat 6 jenderal serta 1 perwira TNI yang menjadi korban.
Lantas, mengapa Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober?
Penetapan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila, tak lepas dari peristiwa 30 September 1965 yang biasa disebut G30S.
Dalam peristiwa tersebut, 6 jenderal serta satu perwira TNI AD dibunuh.
Baca juga: 25 Ucapan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021, Cocok Jadi Status Facebook, Instagram, dan WA
Baca juga: Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Ini 3 Lokasi Bersejarah untuk Napak Tilas Peristiwa G30S/PKI
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Mereka adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.
PKI berdalih jika para jenderal tersebut akan melakukan kudeta terhadap Soekarno melalui Dewan Jenderal.
Mereka dibunuh dan dimasukkan ke sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur.
Pada 4 Oktober 1965, jenazah enam jenderal dan seorang perwira pertama yang kini ditetapkan sebagai pahlawan revolusi itu, diangkat dari sumur Lubang Buaya.
Lokasi jenazah ditemukan oleh satuan Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat (RPKAD) di kawasan hutan karet Lubang Buaya.
Jenazah ditemukan di sumur tua dengan kedalaman kurang lebih 12 meter.
Baca juga: Kesaksian Pengangkat Jenazah 7 Pahlawan Revolusi di Sumur Lubang Buaya Dalam Peristiwa G30S/PKI
Baca juga: Mengenang 7 Pahlawan Revolusi dan Hari Kesaktian Pancasila, Ini Sejarah Singkat Peristiwa G30S/PKI
Pasca G30S, Panglima Kostrad Mayir Jenderal Soeharto ditugaskan untuk mengadakan pemulihan keamanan dan ketertiban yang berkaitan dengan peristiwa 30 September.
Salah satu tindakan yang dilakukan Soeharto dalam melakukan pemulihan adalah dengan membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dituduh sebagai dalang di balik G30S.