Buntut Peternak Ayam Blitar Curhat ke Jokowi, Kementan Kirim Jagung untuk Pakan

Bantuan jagung subsidi yang dikirimkan Kementan nyatanya memunculkan masalah baru. Sejumlah peternak takut mengambil lantaran kadar airnya tinggi.

TribunBatam.id/istimewa
Peternak ayam asal Blitar dan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (15/9/2021). Kementerian langsung bergerak setelah aksi peternak ayam tersebut membentang poster terkait harga jagung dan telur. 

BLITAR, TRIBUNBATAM.id - Masih ingat dengan Suroto?

Peternak ayam petelur asal Blitar, Jawa Timur ini membentangkan poster saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke tempatnya, Selasa (7/9) lalu.

Dalam poster tersebut, ia meminta harga jagung untuk pakan ternak dengan harga yang wajar.

Ia juga mengeluhkan harga telur yang anjlok.

Atas aksinya ini, Surot bersama perwakilan peternak ayam petelur lainnya diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara Jakarta pada Rabu (15/9).

Selain Suroto, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar serta Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar, Rofi Yasifun.

Baca juga: Rahma Harapkan Nelayan dan Peternak Ikan Lebih Produktif

Baca juga: Warga Cate Masih Diteror Lalat, Pemko Batam Diminta Tindak Tegas Peternak Ayam

Tak lama setelah pertemuannya itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian BUMN menugaskan Perum Bulog untuk memasok 30.000 ton jagung pakan kepada peternak rakyat dengan harga yang sesuai dengan Harga Acuan Pemerintah (HAP) yaitu Rp4.500 per kg.

Tak sampai di sana, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mengirimkan jagung bersubsidi dengan harga Rp 4.500 per kilogram untuk pakan ternak.

Masalah baru pun kemudian muncul.

Dilansir dari Wartakotalive.com, bantuan jagung yang dikirim kepada Koperasi Peternak Ayam Blitar tersebut memiliki kadar air 25-29 persen.

Sementara standar kadar air jagung layak untuk pakan ayam hanya 15 persen.

Kondisi ini membuat tidak semua bantuan jagung bisa dipakai oleh peternak ayam di sana.

“Tapi dengan kondisi basah, petenak takut ambil,” ujar Ketua Pinsar Petelur Nasional, Yudianto Yosgiarso kepada wartawan, Jumat (1/10/2021).

Yudianto mengatakan, kualitas jagung ini adalah bagian dari membangun kemitraan dan kepercayaan antara gabungan kelompok tani dengan peternak.

Saat ini, lanjut Yudianto, peternak masih kesulitan mencari harga pakan dari jagung, meski harganya Rp 5.300-Rp 5.700 per kg.

Menurutnya peternak sudah memberikan peringatan sulitnya memperoleh pasokan jagung sejak awal tahun 2021.

Namun hal ini diakuinya tidak digubris Kementerian Pertanian.

Baca juga: Kisah Peternak Sapi di Bintan Mampu Sekolahkan Dua Anak hingga Perguruan Tinggi

Baca juga: Polsek Tanjungpinang Timur Bekuk Seorang Pria, Teman Sendiri Tikam Pekerja di Peternakan Ayam

KATA DPR RI

Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo meminta pemerintah melakukan konsolidasi terkait persoalan penolakan peternak terhadap penyaluran jagung di daerah karena dugaan harga yang terlalu tinggi.

"Sekarang lakukan konsolidasi. kemudian pertama yang diutamakan adalah kepentingan masyarakat dulu," kata Firman.

Firman menyarankan pemerintah menggerakkan industri usaha mikro kecil menengah (UMKM) menyangkut prioritas kebutuhan peternak unggas, seperti peredaran jagung harus dikendalikan pemerintah.

Firman meminta pemerintah mengatur secara ketat penerapan harga jagung batas bawah dan atas untuk menguntungkan petani maupun peternak unggas, serta membatasi harga bagi produk impor

Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara, Alvino Antonio mengatakan, masalah pakan unggas bukan karena jagungnya tidak ada, tapi harga jagungnya mahal.

Harga yang beredar di pasar tidak sesuai dengan harga acuan Permendag No 7 thn 2020 yaitu Rp 4.500.

Alvino dan peternak mempertanyakan surplus jagung yang tak selaras dengan harga di pasar yang tetap tinggi.

“Ditambah lagi peternak rakyat rugi karena harga jual telur nya di kandang sekitar 14.500-15.000 per kg.

Sedangkan HPP mereka karena harga jagung dikisaran 6.000-6.200 per kg.

Baca juga: Earthquake of 6.2 Magnitude Shakes Blitar Regency, No Tsunami Potential

Baca juga: Bupati Bintan Klaim Sektor Pertanian & Peternakan Meningkat Selama 5 Tahun, ada Petani Millenial

Kemudian HPP peternak rakyat di 21.000 per kg, jadi peternak menanggung kerugian antara 6.000-7.000 per kg,” ujarnya.

Peternak, lanjut Alvino, akhirnya menerima jagung dari mana saja asalkan harganya sesuai dengan acuan Permendag yaitu 4.500.

Ia mengatakan, aksi buang jagung oleh petani seperti di NTB sudah sering terjadi.

“Pemerintah saat ini belum ada impor jagung, kemarin info dari Kementan jagung lokal surplus sekitar 2,3 juta ton.

Oleh karena itu dipertanyakan kalau surplus kok harga jagung 6.200?,” kata dia

Sebelumnya pada acara panen jagung nusantara yang digelar di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, produksi jagung nasional pada 2021 diperkirakan over stok 2,85 juta ton.

JOKOWI Sampai Turun Tangan

Aksi peternak ayam asal Blitar, Suroto sebelumnya menarik perhatian Presiden Joko Widodo.

Ya, Suroto bak Pahlawan bagi para peternak ayam petelor meski sempat diringkus oleh polisi ketika membentangkan poster protes pada saat Presiden Jokowi.

Gara-gara poster itu juga, Suroto diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara. Di sana, Suroto bersama para peternak lain berkeluh kesah kepada Jokowi.

Jokowi pun mengucapkan terima kasih kepada Suroto yang membentangkan poster protes. Menurut Jokowi, jika tidak karena Suroto, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak pernah tahu kondisi peternak.

Berkat seorang peternak Blitar, Jawa Timur bernama Suroto, kini harga jagung turun menjadi Rp 4.500 per kg.

Para peternak sempat menjerit ketika harga jagung Rp 6.000 per kg.

Video Suroto ketika diringkus polisi sempat viral di media sosial. Namun, Suroto dilepaskan oleh polisi yang meringkusnya.

Inilah cerita Suroto yang awalnya tak percaya mendapat undangan dari Presiden Jokowi ke Istana Negara.

Nyatanya, Suroto benar-benar bertemu dengan Presiden Jokowi setelah membentangkan poster berisi protes lantaran harga jagung tak wajar.

Harga jagung tersebut membuat para peternah menjerit.

Suroto melakukan itu pada saat Presiden Jokowi melambaikan tangan dari jendela mobil ketika melaju dari area vaksinasi Covid-19 ke makam Bung Karno di Blitar itu pada 7 September 2021.

Baca juga: Pekerjaan Firman Terungkap, Bukan Peternak Burung, Rotal Terkenang Pertemuan Terakhir Mereka

Baca juga: Korea Utara Bangun Peternakan Ayam, Kim Jong Un Berharap Bisa Cegah Kelaparan Rakyatnya

Gara-gara membentangkan poster protes, Suroto sempat diringkus polisi.

Setelah viral, Suroto pun dilepas hingga diundang ke Istana.

Saat mendapat undangan ke Istana, Suroto tak percaya.

Bahkan, ia berpikiran hal itu pasti bohong. Namun, akhirnya Suroto percaya undangan ke Istana itu sungguhan.

"Undangan kemarin pagi jam 8, jadi mendadak, kita ndak tahu. Ah ini pasti bohong, ternyata ya betul-betul (diundang)," kata Suroto usai bertemu Presiden Jokowi di Istana seperti dikutip Surya.co.id, Rabu (15/9/2021).

Dalam pertemuan itu kata Suroto, Presiden Jokowi justru berterima kasih kepadanya atas bentuk protes yang dilakukannya itu.

"Berterima kasih, berterima kasih sekali dengan apa yang saya lakukan itu," kata Suroto usai bertemu Jokowi di Istana.

Menurut Suroto, Presiden Jokowi berterima kasih karena jika tidak ada insiden ia membentangkan poster itu, Jokowi tidak tahu ada persoalan di kalangan peternak.

"Kalau ndak ada kamu yang membentangkan poster, saya ndak akan tahu kondisi di bawah karena laporan anak buahnya ndak nyampe ke atas," kata Suroto menirukan pernyataan Presiden.

"Awalnya saat bertemu saya meminta maaf pada Pak Jokowi atas apa yang telah saya lakukan dengan membentangkan poster.

Sekali lagi, poster itu tulisannya begini: Pak Jokowi, bantu peternak beli jagung dengan harga wajar, telur murah. Itu yang lengkap, jadi ada kata telur murah," ungkap Suroto.

Suroto menjelaskan aksi membentangkan poster yang dilakukannya itu hanya spontanitas.

Menurutnya, para ketua asosiasi dan koperasi sudah mencoba berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Dinas Perdagangan setempat dan minta audiensi dengan Kementan, tetapi belum menemukan solusi.

"Yang menemui cuma dirjen PKH-nya. Jadi, ndak bisa memberikan solusi, sedangkan kita terjepit posisinya. Usaha itu ndak bisa jalan," kata Suroto.

Baca juga: Beli Tiga Ekor Sapi Gratis Satu Ekor Kambing, Cek di Peternakan Sei Temiang Batam

Baca juga: Promo Aqiqah Peternak Muda, Paket Aqiqah di Batam Mulai Rp 2,5 Juta

Suroto menuturkan persoalannya memang berat. Ia menjelaskan pihaknya memproduksi telur seumpama 100 persen saja masih rugi, apalagi ditambah harga pakan.

Karena itulah Suroto kemudian nekat membentangkan poster dengan harapan Jokowi bisa turun tangan.

"Makanya saya punya inisiatif. Kalau saya ndak nekat membentangkan poster, ini pasti ndak akan ditanggapi.

Dalam artian, saya percaya ini ndak nyampai ke Pak Jokowi.

Saya percaya satu-satunya orang di Indonesia pada saat ini yang bisa menolong peternak ya hanya Pak Jokowi, itu saja.

Tidak ada tendensi politik apa-apa ya ini, murni saya sebagai peternak mandiri," tutur Suroto.

Suroto menemui Presiden Jokowi tidak sendirian. Ia ditemani peternak lain, termasuk Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN), Yudianto Yosgiarso.

Menurut Yudianto, dalam pertemuan itu Presiden Jokowi menginstruksikan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perdagangan M Lutfi untuk menurunkan harga pakan jagung peternak menjadi Rp 4.500 per kg.

"Pak Jokowi menginstruksikan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan secepatnya karena kondisi pakan saat ini mahal, Pak Jokowi menginstruksikan bahwa peternak harus diberikan pakan jagung Rp 4.500," ungkap Yudianto.

Yudianto berharap Kementerian Pertanian segera mengimplementasikan instruksi Jokowi itu.

Dengan demikian, harga pokok produksi (HPP) peternak bisa turun dan menekan kerugian.

Menurutnya, harga pakan jagung beberapa waktu terakhir melonjak menjadi Rp 6.000 per kg. Padahal, normalnya sekitar Rp 4.500 per kg.

"Kami menagih janji ini karena saat ini telur khususnya kami peternak telur rugi besar," terang Yudianto.

Baca juga: Jadi Wadah Cari Solusi Masalah, DKPP Bintan Dorong Peternak Unggas Bentuk Asosiasi

Baca juga: Bupati Timor Tengah Utara Minta Penyuluh Peternakan Bergerak, 120 Ternak Babi Mati Secara Misterius

Di samping itu ia juga meminta kepada Kementerian Sosial menggunakan telur dalam menyalurkan bantuan sosial (bansos).

Bantuan itu bisa masuk dalam program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai (BPNT).

"Dan kami mengimbau pelaksanaan tidak seperti kemarin-kemarin. Pelaksanaan kemarin-kemarin digabung dua sampai tiga bulan, makanya ada kekosongan dalam penyerapan telur," jelas dia.

Sementara, Ketua Koperasi Blitar Sukarman mengatakan pemerintah akan memberikan pakan jagung dengan harga Rp 4.500 per kg sebanyak 30 ribu ton.

Ia mengusulkan agar pemerintah juga mempersiapkan stok pakan jagung untuk kebutuhan jangka menengah peternak. Stok pakan bisa dilakukan oleh Perum Bulog atau BUMN lain.

"Agar pada saat jagung tidak panen, stok jagung itu dikeluarkan dan harga stabil," kata Suparman.(TribunBatam.id)(Wartakotalive.com) (Surya.co.id)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Peternak Ayam

Sumber: Wartakotalive.com, Surya.co.id

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved