Sederet Bukti Laut Natuna Begitu Seksi di Mata Banyak Negara, Kapal Asing Sibuk di Sana!
Perairan Natuna yang masuk wilayah Indonesia tergolong seksi di banyak negara. Selain sumber daya alam berupa ikan, cadangan gas terbesar ada di sana
TRIBUNBATAM.id - Perairan Natuna yang masuk wilayah Indonesia tergolong seksi di banyak negara.
Disebu-sebut, banyak kapal asing hilir mudik di perairan itu, untuk mencuri SDA berupa ikan.
Selain sumber daya alam melimpah, salah satu cadangan gas terbesar Indonesia ternyata ada di sana.
Dikutip dari Kompas.com pada 5 Januari 2020, data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki cadangan gas bumi mencapai 144,06 triliun kaki kubik (TCF).
Cadangan itu terdiri dari cadangan terbukti (P1) sebesar 101,22 TSCF dan cadangan potensial (P2) 42,84 TSCF.
Dan cadangan gas terbesar di Indonesia berada di Natuna, tepatnya berada di Blok East Natuna 49,87 TCF.
Selanjutnya disusul Blok Masela di Maluku 16,73 TCF dan Blok Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar 2,66 TCF.
Besarnya kandungan gas alam di Natuna tersebut, membuatnya disebut-sebut sebagai cadangan gas terbesar di Asia Pasifik.
Baca juga: Isu Kebangkitan PKI Masih Dipercaya, China dan Laut Natuna Terseret Hasil Survei Median!
Baca juga: KSAL Laksamana Yudo Margono Perintahkan Prajuritnya Patroli Udara di Laut Natuna Utara
East Natuna direncanakan baru bisa memproduksi gas pada tahun 2027.
Lamanya produksi karena belum ada teknologi yang mempuni untuk menyedot gas di kedalaman laut Natuna.
Masalah terberatnya, yakni kandungan gas CO2 yang mencapai 72 persen, sehingga perlu teknologi khusus yang harganya juga mahal.
Berbeda dengan blok lain di Natuna, gas yang diproduksi dari East Natuna tak dijual melalui pipa ke Singapura, namun diharapkan bisa disalurkan ke Jawa lewat pipa yang tersambung dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Selatan dan sampai ke Jawa Tengah.
Wilayah kerja migas yang berlokasi di Kepulauan Natuna, berjumlah 16 WK, terdiri dari 6 WK produksi, 10 WK eksplorasi di mana 3 di antaranya dalam proses terminasi karena waktu kontraknya telah habis dan belum berhasil memperoleh temuan migas.
Keenam WK migas yang telah berproduksi tersebut adalah South Natuna Sea Block B yang dioperatori Medco, Natuna Sea Block A yang dikelola Premier Oil Natuna Sea B.V, Kakap oleh Star Energy (Kakap Ltd).
Kemudian Udang Block yang dikelola TAC Pertamina EP Pertahalahan Arnebrata Natuna.