BATAM TERKINI
Gegara tak Dapat Data Dapodik, 10 Orangtua Mantan Siswa SPN Dirgantara Batam Mengadu ke KPPAD
10 orangtua mantan siswa SPN Dirgantara Batam mengadu ke KPPAD Batam gegara mereka tak mendapatkan data Dapodik setelah pindah dari sekolah tersebut.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - 10 orangtua dan wali murid yang anaknya sudah pindah dari Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Penerbangan SPN Dirgantara Batam melapor ke Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kota Batam.
Orangtua anak didik tersebut membuat laporan ke KPPAD, karena anak mereka sudah pindah dari sekolah tersebut.
Namun sampai saat ini pihak sekolah tidak memindahkan Data Dapodik Siswa.
"Laporan yang sudah masuk ke sistem kita secara online, ada 10 orang, orangtua atau wali murid dengan keluhan yang sama," kata Abdillah, Ketua KPPAD Kota Batam.
Dia menceritakan pihaknya juga sudah bertemu dengan orangtua dan wali murid, di mana alasannya semua sama.
Di mana data dabodik anaknya tidak ikut dipindahkan dari sekolah awalnya.
"Dari 10 anak didik yang orangtuanya melapor ke KPPAD Kota Batam, semuanya sudah menyekolahkan anaknya di sekolah lain. Namun persoalan yang mereka hadapi data dapodik anaknya tidak keluar,"kata Abdillah.
Dia menjelaskan, pihaknya sedang mempelajari laporan tersebut, untuk dikerjakan ke depan.
Demi masa depan anak didik di Kota Batam.
Baca juga: DUA Obyek Wisata di Batam Ini Bakal Dijual Lewat Youtube
Baca juga: BURUH Batam Demo di Halaman Kantor Walikota, Ini Isi Tuntutan Mereka
"Kita sedang mengusahakan persoalan inj, karena anak yang pindah tersebut saat ini sudah kelas 12, dimana tinggal beberapa bulan lagi menyelesaikan studinya,"kata Abdillah.
Salah satu orangtua murid yang dihubungi Tribunbatam, yang namanya tidak mau dikorankan, mengatakan dirinya memindahkam anaknya dari SPN Dirgantara Batam, karena anaknya merasa ketakutan dan tidak mau sekolah di sekolah lamanya.
"Jadi sebenarnya anak saya sudah beberapa kali mendapatkan hukuman. Yang paling parah terakhir anak saya lari dari penjara sekolah dan bersembunyi di rumah," katanya.
Dia mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Desember 2020 lalu.
"Jadi anak saya lari dari penjara sekolah. Tiba di rumah sekitar pukul 15.00 WIB. Pihak sekolah baru menghubungi ke rumah sekitar pukul 23.00 WIB. Dari sinilah saya yakin bahwa anak saya memang disiksa di sekolah," kata Ibu tersebut.
Dia juga mengatakan keesokan harinya pihak sekolah menjemput anaknya ke rumah.