KABAR GEMBIRA! WNI Masuk Singapura Cukup Vaksin dan Tak Perlu Karantina

Kabar gembira bagi warga negara Indonesia yang ingin ke Singapura. Kini, masuk negara tersebut tak harus karantina dan cukup vaksinasi lengkap.

ROSLAN RAHMAN / AFP
Pemandangan gedung distrik bisnis keuangan di Singapura, belum lama ini. Pemerintah Singapura kembali melonggarkan akses masuk negara tersebut bagi warga negara Indonesia. Yakni tak perlu lagi karantina dan cukup vaksinasi. 

SINGAPURA, TRIBUNBATAM.id - Kabar gembira! Mulai 29 November 2021 mendatang, warga negara Indonesia bisa masuk ke Singapura tak perlu lagi karantina dan cukup vaksin lengkap dengan semua merek. 

Pasalnya, Singapura akan memberlakukan skema vaccinated travel lane (VTL) atau jalur perjalanan bebas karantina dari Indonesia.

Demikian disampaikan, Menteri Perhubungan Singapura, S Iswaran, dalam jumpa pers multi-kementerian, Senin (15/11/2021), seperti dilansir TRIBUNBATAM.id dari media-media Singapura.

Kebijakan Singapura ini seakan menyambut harapan Presiden Joko Widodo dalam wawancara dengan Channel News Asia, Jumat (12/11/2021) lalu di Sirkuit Mandalika.

Jokowi berharap bisa membahas mekanisme VTL ini dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long.

Jokowi mengatakan, ia akan mengundang PM Lee ke Bintan untuk pembicaraan bilateral tahunan ke dua negara yang sudah dua tahun tidak dilaksanakan.

Pada Rabu lalu, Jokowi juga menyepakati VTL dengan PM Malaysia Ismail Sabri yang berkunjung ke Indonesia.

Selain Indonesia, negara lain yang juga mendapat jalur VTL dalam jadwal yang sama adalah India, Malaysia, Swedia dan Finlandia.

Kemudian, VTL untuk Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) akan dimulai 6 Desember 2021.

Baca juga: Jokowi Ingin Ketemu PM Singapura di Bintan, Bahas Pembukaan Perbatasan 2 Negara

Baca juga: Jokowi Ingin Bertemu PM Singapura di Bintan, Ini Tanggapan Legislator Kepri

Seluruh negara itu masuk dalam risiko level II, menurut kategori Singapura.

VTL dengan Indonesia akan menjadi jalur perjalanan sepihak untuk saat ini.

Sebab, Indonesia masih tertutup untuk perjalanan umum, tetapi sudah mulai membuka perbatasannya bagi 19 negara, tidak termasuk Singapura.

“Kami berharap Indonesia juga segera membuka kembali perbatasannya untuk pendatang dari Singapura,” kata Iswaran.

Berbeda dengan Indonesia, pelaku perjalanan tanpa karantina asal Singapura timbal-balik sudah berlaku dengan India, Qatar, Arab Saudi, dan UEA.

Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS), seperti dilansir The Straits Times, menyebutkan, persyaratan masuk dari masing-masing negara VTL mungkin berbeda dan bisa berubah tergantung situasi Covid-19 di setiap negara.

Iswaran mengatakan, negara-negara yang akan dibuka Singapura adalah semua tujuan penting. Pada 6 Desember nanti, Singapura akan memiliki total 21 negara dalam skema VTL.

Sebelumnya, Singapura sudah mengumumkan VTL 16 negara.

Jalur Udara

Sayangnya, kebijakan baru Singapura ini belum untuk perjalanan laut. Itu artinya, WNI dari wilayah Kepri yang biasa masuk Singapura lewat jalur laut masih belum mendapatkan akses masuk ke negara Jiran tersebut. 

Langkah ini dilakukan Singapura untuk meramaikan kembali penerbangan ke negara-negara yang menjadi pasar utama Bandara Changi.

Sebagai permulaan, akan ada dua layanan penerbangan antara Singapura dan Jakarta.

Secara bertahap akan ditingkatkan menjadi empat layanan penerbangan.

Iswaran tidak menyebutkan kapan skema VTL ini juga akan dibuka untuk jalur laut karena kunjungan dari Indonesia ke Singapura terbesar adalah melalui Batam dan Bintan.

Begitu juga kebijakan VTL dengan Malaysia, Singapura juga hanya menerapkan untuk penerbangan Kuala Lumpur-Changi. Sedangkan jalur darat melalui perbatasan Johor-Singapura belum diterapkan.

MOH menyebutkan, pendatang yang negatif PCR dapat melanjutkan aktivitasnya di Singapura.

Termasuk untuk rombongan lima orang dalam satu keluarga, juga dibolehkan makan bersama di restoran.

Pembatasan ketat hanya akan dilakukan di pusat jajanan dan kafe.

Setiap pengunjung dari Indonesia dan India ke Singapura diminta untuk mengisi aplikasi yang mulai dibuka pada 22 November.

Aplikasi ini untuk pengunjung jangka pendek dan pemegang pass jangka panjang.

Sedangkan dari Qatar, Arab Saudi, dan UEA, pendaftaran akan dimulai pada 15 Oktober.

Kebijakan baru ini diharapkan Singapura bisa meningkatkan kedatangan harian dari 6.000 menjadi 10.000 di Bandara Internasional Changi.

Hingga Minggu (14/11/2021), otoritas penerbangan telah mengeluarkan total 45.380 tiket perjalanan ke 13 negara memalui skema VTL ini.

Negara-negara tersebut adalah Australia, Brunei, Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat.

Sementara pendatang yang datang ke Singapura melalui jalur VTL ini sudah mencapai 24.070 orang sejak kebijakan ini diluncurkan, 10 November lalu.

Pengunjung VTL ini terdiri dari 13.274 pengunjung jangka pendek atau pemegang izin jangka panjang, 9.595 warga negara dan penduduk tetap Singapura, serta 1.201 anak-anak berusia di bawah 12 tahun.

Untuk diketahui, pelaku perjalanan dari luar negeri ke Indonesia masih diberlakukan karantina selama tiga hari.

Namun, itu hanya berlaku bagi 19 negara yang dianggap Indonesia sudah mampu mengola pandemi.

Singapura tidak masuk dalam daftar tersebut karena kasus harian yang masih tinggi.

Namun, kasus harian turun cukup tajam dalam tiga hari terakhir dan pada Minggu malam sudah berada di angka 1.700-an kasus per hari.

Secara spesifik, VTL juga belum dibahas oleh pemerintah dari Indonesia dan Singapura.

Presiden Joko Widodo dalam wawancara dengan Channel News Asia, Jumat pekan lalu mengatakan akan mengundang Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long ke Bintan, Provinsi Kepri, untuk membahas skema ini akhir tahun nanti.

Sementara dengan India, ke dua negara sudah membahasnya dan sudah ada saling pengakuan terkait sertifikat vaksinasi. Sejak 12 November, India telah mulai mengakui sertifikat vaksinasi yang dikeluarkan oleh Singapura.

“Artinya, para pelancong dari Singapura yang telah divaksinasi penuh, tidak perlu lagi menjalani karantina saat masuk India saat kedatangan. Mereka hanya perlu memantau kesehatan sendiri selama 14 hari,” kata Iswaran. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ingin bertemu dan berdiskusi dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong untuk membahas pembukaan perbatasan kedua negara yang masih tertutup akibat pandemi Covid-19.

Dalam sebuah wawancara dengan Channel News Asia, Jokowi bahkan berharap pertemuan ke dua kepala negara bisa dilangsungkan di Bintan, Provinsi Kepri.

Jokowi ingin pertemuan terkait travel corridor agreement tersebut dibahas ke dua kepala negara akhir tahun ini.

“Kita akan bahas penataan koridor perjalanan yang kita harapkan bisa dibuka, tapi tidak di seluruh Indonesia. Mungkin antara Bintan dan Singapura, atau Bali dan Singapura, Jakarta dan Singapura, misalnya. Tapi sekali lagi, semua itu harus secara bertahap," kata Jokowi dalam wawancara khusus yang berlangsung di sela-sela pembukaan Sirkuit Internasional Mandalika, Jumat (12/11/2021) lalu.

Indonesia telah membuka kembali pintu masuk bagi 19 negara sejak sebulan lalu, yang diharapkan bisa mengangkat sektor pariwisata.

Namun, dalam daftar tersebut belum termasuk Singapura karena negara tersebut menghadapi gelompang kedua Covid-19.

Dalam tiga hari terakhir, kasus di Singapura sudah semakin turun hingga di bawah 2.000 kasus per hari.

Pada Jumat lalu, kasus harian mencapai 3.009 kasus.

Sehari kemudian turun menjadi 2.304 kasus dan laporan terbaru, Minggu (14/11/2021) malam, turun lagi menjadi 1.723 kasus dalam 24 jam terakhir.

Jokowi terakhir kali bertemu dengan PM Long pada 8 Oktober 2019 dalam pertemuan tahunan untuk membina hubungan bilateral ke dua negara.

Namun, pertemuan tahun berikutnya belum terwujud lagi akibat pandemi.

Pada 25 Oktober lalu, status Covid-19 Indonesia turun menjadi level satu oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Namun Jokowi mengatakan, pihaknya masih berhati-hati untuk menghadapi kemungkinan terjadinya gelombang ketiga pada liburan akhir tahun ini.

Jokowi menyebutkan, tingkat vaksinasi Indonesia saat ini belum cukup untuk mencegah lonjakan kasus baru.

"Vaksinasi di Indonesia, dosis pertama masih 61 persen. Itu masih belum cukup. Kita sudah membagikan 211 juta dosis, tetapi itu belum cukup. Karena itu, protokol kesehatan yang ketat akan tetap kita berlakukan,” katanya dalam wawancara yang diterbitkan Sabtu lalu.

Jokowi juga tidak terburu-buru mengubah situasi pandemi ini ke endemi atau hidup berdampingan dengan virus.

Ia telah memerintahkan otoritas kesehatan untuk menyusun strategi untuk itu, tetapi belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Semua akan dilakukan secara bertahap. Kami Indonesia tidak ingin terburu-buru menuju endemic state. Kami ingin merencanakan dengan matang. Ada transisi dari pandemi ke endemik. Kami akan pindah ke situasi endemik begitu kita benar-benar siap,” kata Jokowi.

Pintu dengan Malaysia

Pada Rabu lalu, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk memulai pengaturan koridor perjalanan antarakedua negara melalui mekanisme Vaccinated Travel Lane (VTL).

Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan antara Jokowi dengan PM Malaysia di Istana Bogor.

Malaysia yang juga mengalami penurunan kasus secara signifikan hingga pekan pertama November 2021, kembali mengalami kenaikan kasus pada pekan terakhir, dari rata-rata 4.000-an kasus per hari menjadi 6.500-an kasus.

Namun dua hari terakhir, Menteri Kesehatan Malaysia Dr Noor Hisham menyebutkan kembalinya trend penurunan pada dua hari terakhir.

Pada Minggu (14/12) siang, kasus harian terbaru 5.162 kasus. Jumlah ini turun 647 kasus dibanding Sabtu, 5.809.

“Saat ini ada 524 pasien yang dirawat di ICU, 486 di antaranya positif, sedangkan 38 lainnya suspek,” katanya, seperti dilansir Berita Harian Online.

Dalam jumpa pers bersama, PM Ismail Sabri mengatakan, koridor perjalanan kedua negara akan diutamakan bagi mereka yang divaksinasi lengkap.

VTL ini untuk tahap awal akan diujicoba untuk kategori kunjungan resmi, perdagangan, pengobatan serta kemanusiaan. Kunjungan VTL tanpa karantina ini diharapkan mulai dilaksanakan awal tahun 2022. (yan)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved