BATAM TERKINI

Penggiat HIV/AIDS Kritik Penanganan HIV/ AIDS di Batam, Terlupakan saat Pandemi Covid-19

Belakangan ini banyak penggiat HIV/AIDS mengkritik bagaimana penanganan HIV di Batam. Sebab, selama pandemi, penanganan HIV/AIDS seolah terlupakan

Penulis: ronnye lodo laleng |
ISTIMEWA
Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS Kota Batam, Pieter P. Pureklolong saat mengikuti Tripod Tribun Batam. 

Masih kata Pieter yang lebih menonjol lagi yakni di tahun 2017, di mana yang ikut tes sebanyak 20.392 orang dan yang positif sebanyak 768 orang.

Selanjutnya pada tahun 2018 total masyarakat yang ikut tes yakni 20.960 orang dan dinyatakan positif sebanyak 718 orang.

Sedangkan pada tahun 2019 masyarakat yang ikut tes sebanyak 28.142 orang dinyatakan positif sebanyak 692 orang.

Pahun 2020 sebanyak 23.000 orang yang ikut tes dinyatakan positif sebanyak 538 orang saja.

Dan tahun 2021 yang ikut tes sebanyak 15.665 orang yang tes dan dinyatakan positif sebanyak 268 orang khusus di tahun 2021 ini sangat besar kemungkinan tesnya tidak sebanyak tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19, sehingga konsentrasi petugas kesehatan lebih ke Covid-19 dibandingkan dengan HIV/AIDS.

"Ini artinya tingkat kesadaran akan bahaya masyarakat dari tahun ke tahun semakin meningkat dan kasusnya kecil meskipun dari tahun ke tahun bertambah namun orang yang ikut tes juga mengalami penambahan," katanya.

Menurutnya program yang selama ini dibangun dan dikerjakan itu cukup berhasil.

Karena bisa meningkatkan masyarakat untuk melakukan tes ke rumah sakit.

"Untuk itu jika dilihat secara keseluruhan kesan dari terpinggirkan HIV/ AIDS tidak sepenuhnya benar," ungkapnya.

Sementara itu HIV Expert Dibkes Kota Batam Osev mengatakan pada prinsipnya pemerintah Kota Batam, dari segi kebijakan HIV/ AIDS adalah salah satu penyakit yang masuk dalam layanan antar pelayanan minimal.

Artinya semua layanan kesehatan wajib melakukan pemeriksaan HIV AIDS ini.

"Dari analisa kami HIV AIDS sedikit agak menurun di tahun 2021 ini. Untuk itu secara program HIV itu tetap penting karena ratusan penyakit HIV AIDS ini adalah bagian dari 12 penyakit yang wajib menjadi penilaian Pemerintah Pusat atas keberhasilan program kesehatan di daerah," katanya.

Ia menjelaskan secara umum menurunnya jumlah penderita itu karena dulu pada saat awal Covid-19 ada pembatasan kegiatan masyarakat sehingga masyarakat yang datang ke rumah sakit juga ikut menurunkan.

Sementara itu untuk anggaran tahun 2021 ini juga tidak ada penurunan secara signifikan.

"Pada saat pandemi Covid-19 cara penanganan HIV AIDS agak berbeda dengan sebelumnya," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved