Omicron Sudah Terdeteksi di Indonesia, SIMAK 7 Hal Perlu Diketahui soal Varian Terbaru Covid-19 Itu
Satu kasus Covid-19 varian Omicron sudah terdeteksi pada Kamis (16/12/2021), yang menginfeksi seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Wisma Atlet
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Omicron sedang menyebar di seluruh dunia dengan tingkat kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal itu dilatarbelakangi banyaknya negara yang sudah melaporkan kasus Omicron dalam waktu singkat.
Meski sudah ada 77 negara yang mengonfirmasi temuan Omicron, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ada kemungkinan banyak negara yang belum mendeteksinya.
Tedros mengaku prihatin bahwa upaya yang dilakukan untuk membendung varian tersebut belum cukup.
3. Tingkat keparahan
Data awal menunjukkan adanya peningkatan rawat inap di Afrika Selatan.
Namun, hal itu mungkin karena meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi, bukan spesifik akibat Omicron.
Baca juga: Beda Inggris dan Singapura Kasus Covid-19 Varian Omicron, Britania Naikkan Level Waspada
Baca juga: HEBOH Varian Omicron Siluman Ditemukan, Ini Fakta-faktanya Versi Ilmuan
Kendati demikian, kasus kematian tidak meningkat drastis dan indikator lain seperti rata-rata lama rawat inap di rumah sakit juga tidak menunjukkan peningkatan.
Perlu diingat, semua varian Covid-19 dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan.
4. Terdeteksi PCR
WHO menyebutkan, tes PCR (Polymerase Chain Raction) masih mampu mendeteksi infeksi Covid-19 akibat Omicron.
Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah varian Omicron berdampak pada jenis tes lain, termasuk tes rapid antigen.
Baca juga: Travel Update: Anticipating Omicron Variant, Indonesia Tightens Rules for International Arrivals
Baca juga: Omicron Ada di Singapura dan Malaysia, Sampel RT-PCR PMI Langsung Masuk Balitbangkes
5. Vaksin kurang efektif tanpa dosis booster
Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, tiga vaksin Covid-19 yang digunakan di negara itu kurang protektif terhadap varian Omicron.
Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH), Harvard, dan MIT.