Omicron Sudah Terdeteksi di Indonesia, SIMAK 7 Hal Perlu Diketahui soal Varian Terbaru Covid-19 Itu

Satu kasus Covid-19 varian Omicron sudah terdeteksi pada Kamis (16/12/2021), yang menginfeksi seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Wisma Atlet

fernando zhiminaicela/Pixabay
Ilustrasi Covid-19 - Omicron Sudah Terdeteksi di Indonesia, SIMAK 7 Hal Perlu Diketahui soal Varian Terbaru Covid-19 Itu 

Para peneliti menemukan netralisasi antibodi yang rendah hingga tidak ada terhadap varian Omicron dari sampel yang mereka kumpulkan.

Akan tetapi, sampel darah dari orang yang menerima dosis booster menunjukkan perlindungan yang lebih kuat terhadap varian Omicron.

6. Booster Pfizer dan Moderna berikan perlindungan

Dosis booster atau penguat dari vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer kemungkinan menawarkan peningkatan substansial dalam perlindungan terhadap varian Omicron.

Hal itu diungkapakan oleh Penasihat Medis Utama Presiden Amerika Serikat Dr Anthony Fauci pada Rabu (15/12/2021).

"Pada titik ini, tidak perlu untuk booster yang sangat spesifik dan dirancang khusus untuk melawan Omicron," kata Fauci. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada lonjakan perlindungan setelah pemberian dosis ketiga.

Selain itu, mengindikasikan akan ada terobosan infeksi pada orang sudah divaksin lengkap, tapi belum menerima booster.

Baca juga: Walikota Batam Ungkap Kendala Terapkan Aturan Pusat Cegah Varian Omicron: Siap Tak Kita?

Baca juga: Batam Dekat Singapura Malaysia, Bagaimana Cara Mencegah Covid-19 Varian Omicron?

7. Lebih ganas dari Delta?

Diketahui, varian Delta saat ini merupakan mutasi Covid-19 yang paling dominan di dunia.

Varian ini bahkan menyebabkan lonjakan kasus besar di banyak negara, tak terkecuali Indonesia.

Dilansir dari kompas.com, butuh sekitar dua bulan bagi varian Delta diberi label VoC oleh WHO.

Sementara, Omicron telah menerima klasifikasi itu dalam waktu 72 jam setelah terdeteksi.

Kekhawatiran varian baru Omicron adalah tingginya jumlah mutasi yang mencapai 32 pada protein spike.

Sebagai perbandingan, varian Delta yang dianggap sangat menular hanya memiliki delapan mutasi.

Meski jumlah mutasi pada protein lonjakan bukanlah indikasi tepat tentang betapa berbahayanya varian baru, hal itu menunjukkan sistem kekebalan manusia mungkin lebih sulit melawan varian baru.

.

.

.

(*/ TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved