ANAMBAS TERKINI
Nelayan Anambas Bingung Kuota BBM Tak Pernah Cukup, Bupati: Banyak Bersyukur
Nelayan tradisional Anambas masih saja mengeluhkan sejumlah sarana untuk menunjang aktivitas mereka melaut. Apa jawaban Bupati?
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Suara 'sumbang' nelayan tradisional Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri masih saja terdengar.
Ikatan Persatuan Nelayan Kecamatan Palmatak misalnya.
Mereka meminta kepada Bupati Anambas, Abdul Haris untuk lebih memperhatikan sarana dan prasarana mereka untuk melaut.
Mulai dari jaket keselamatan (life jacket) hingga penambahan kuota bahan bakar minyak.
Ketua Ikatan Persatuan Nelayan Kecamatan Palmatak, Yupin mengatakan, sudah selayaknya nelayan menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Anambas.
Baca juga: Nelayan Temukan Benda Mirip Tank Mengapung di Perairan Pulau Cempedak Bintan
Baca juga: Warga Kenang Tsunami Aceh 26 Desember 2004, Nelayan Nekat Melaut Bakal Kena Denda
Selain dengan letak geografis yang kepulauan serta mayoritas warga yang berprofesi mengandalkan hasil laut.
“Sejauh ini kami tidak tahu pasti apa penyebab bahan bakar tidak cukup. Kami sangat berharap kedepannya bahan bakar bagi nelayan bisa diakomodir oleh Pemerintah Daerah,” ucap Yupin, Kamis (30/12/2021).
Meski demikian, Yupin yakin jika pemerintah daerah berusaha untuk memberi kontribusi serta perhatian kepada nelayan tradisional.
Bupati Anambas Abdul Haris merespon apa yang menjadi keinginan nelayan tradisional itu.
Menurutnya, nelayan harus lebih banyak bersyukur.
Ia juga berharap agar nelayan khususnya di Kecamatan Palmatak dapat terus maju sehingga memberi dampak pada perekonomian masyarakat.
Abdul Haris mengatakan, bahwa Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas berharap agar semua nelayan Anambas sehat dan terus semangat.
Baca juga: Gubernur Kepri Janji Bakal Dorong Kesejahteraan Nelayan
Baca juga: 30 Kelompok Nelayan di Batam Dapat Bantuan Alat Tangkap Ikan Dari Dinas Perikanan
Mengingat bahwa nelayan juga merupakan pahlawan bagi masyarakat Anambas.
Dirinya bersama wakil bupati juga telah memberi jaminan keselamatan dalam bekerja melalui BPJS Ketenagakerjaan.
“Dalam menghadapi tahun baru 2022 kedepannya diharapkan semua masyarakat dapat melaksanakan doa bersama di tempat ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing,” pesan Bupati Anambas Abdul Haris.
TANTANGAN Nelayan Anambas
Nelayan tradisional kerap dihadapkan pada situasi sulit.
Tidak hanya hasil tangkapan yang tak menutupi dengan biaya operasional.
Cuaca ekstrem kerap menyulitkan mereka untuk melaut.
Ini biasanya terjadi pada akhir dan awal tahun.
Orang setempat menyebutnya dengan musim utara.
Saat musim utara, gelombang laut bergejolak tak seperti biasanya.
Saat musim ini, banyak nelayan tradisional yang memilih untuk memperbaiki kapal hingga mencari profesi pengganti. Berkebun hingga menjadi tukang misalnya.
Baca juga: Viral, Belasan Penyu Raksasa Ditemukan Nelayan Karimun, Nyangkut di Jaring Ikan
Baca juga: Musim Utara segera Tiba, Kapolres Natuna Ajak Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem
Ada juga yang tetap nekat untuk melaut.
Mereka ada yang beranggapan, saat musim ini ikan banyak muncul.
Nelayan asing pelaku illegal fishing pun banyak bermunculan di Laut Natuna Utara saat musim cuaca ekstrem ini.
Saat musim utara, tak sedikit nelayan tradisional yang dikabarkan hilang.
Kejadian ini hampir ada setiap tahunnya.
Banyak dari mereka ditemukan dalam kondisi selamat.
Mereka pun tak kapok untuk melaut lagi, meski nyawa menjadi taruhannya.
Laut memang menjadi andalan mayoritas warga Anambas untuk bertahan hidup.
Bahkan menyekolahkan anak hingga bangku sarjana. (TRIBUNBATAM.id/Rahma Tika)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Anambas