KUR BRI Bantu UMKM Isna Puring Kembangkan Pasar saat Pandemi, Limbah Eceng Gondok Goes to Tokyo
wanita yang lebih akrab disapa Isna ini mengaku omset penjualan produknya justru meningkat drastis kala pandemi.
"Kalau offline dulu saya titip ke galeri teman-teman sesama pelaku UMKM. Tapi kami juga hadir secara online lewat media sosial Instagram, facebook. Termasuk juga di marketplace seperti Shoppe, Buka Lapak dan PaDi UMKM," ucapnya.
Namun di awal pandemi, Isna hanya bisa menggantungkan usahanya pada pasar lokal Kepri, dan Batam khususnya.
Sedangkan pasar di luar Kepri untuk produk eceng gondoknya berkurang. Menurut Isna hal tersebut kemungkinan besar dikarenakan pembelanjaan masyarakat luas lebih didominasi untuk membeli bahan pangan dengan produk dan alat kesehatan saja.
Sementara produk kerajinan eceng gondok bukanlah hal yang menjadi prioritas.
"Awal pandemi itu sebenarnya berkah banget. Saat itu orang-orang lagi pada gila bunga, tanaman hias. Kami lihat potensi itu, dan langsung bikin cover atau pot tanaman hias. Itu laku banget, apalagi di pasar lokal. Di tahun 2021 mulai mendingan, ada saja yang buka tempat kuliner dan memesan meja kursi dengan kami. Jadi yang stagnan sebenarnya cuma pasar luarnya saja. Kalau pembeli lokal selalu ada," tuturnya.
Bahkan Isna menyebut jika omsetnya kala pandemi itu melonjak drastis.
"Omset biasanya kita memang lihat event jugakan, tapi bisa sampai Rp 10 jutaan lah per bulan. Saat awal pandemi itu pernah tembus sampai Rp 60 juta," tuturnya.
Biasa mengerjakan kerajinan dengan tim yang terdiri dari 4 orang, Isna menuturkan jika harga produk yang dijualnya bervariasi.
Untuk souvenir biasa saja dimulai dari harga Rp 35 ribuan. Di antaranya seperti tempat tisu, vas, tas kecil dan lainnya.
Lalu untuk meja dan kursi harga mulai dari Rp 1,7 juta tergantung dari model dan motifnya.
Untuk memenuhi permintaan pasar lokal saat pandemi, Isna pun berinisiatif untuk mengajukan KUR ke Bank BRI.
"Waktu memang saya perlu buat penambahan modal supaya bisa penuhi permintaan pasar lokal jugakan. Saya saat itu ajukan Rp 10 juta saja. Sebenarnya ditawari lebih besar, karena inikan potensinya ada. Tapi saya yang nggak berani, jadi seperlunya saja. Saya sih senang saja terima lebih besar, tapi takut nanti nggak bisa setor baliknya," tutur Isna seraya tertawa.
Isna mengaku sudah menjadi mitra Bank BRI sejak lama. KUR yang diajukannya saat itupun bukan yang pertama kalinya.
"Sebelumnya saya juga sudah pernah ajukan KUR. Bahkan KPR rumah saya juga dari BRI. Saya sudah bermitra dengan Bank BRI sejak tahun 2015," ucapnya.
Isna pun merasa sangat puas dan terbantu dengan layanan dari Bank BRI.