KUR BRI Bantu UMKM Isna Puring Kembangkan Pasar saat Pandemi, Limbah Eceng Gondok Goes to Tokyo

wanita yang lebih akrab disapa Isna ini mengaku omset penjualan produknya justru meningkat drastis kala pandemi.

Tribunbatam.id/Anne Maria
Isnawati pemilik UMKM Isna Puring saat menunjukkan sejumlah produk kerajinan berbahan limbah eceng gondok di Mall Bida Ayu 

"Saya senangnya mereka (Bank BRI) tanggap ya, prosesnya juga sangat mudah. Bahkan kemarin pengajuan KUR saya itu cuma sehari langsung selesai. Syarat-syaratnya juga gampang kok, apalagi untuk UMKM yang lengkap badan hukum dan sertifikasinya," kata Isna.

Selama pandemi pun Isna ikut berkreasi dengan mengembangkan produk kerajinan berbahan baku pelepah pisang.

"Kita kembangkan juga pelepah pisang. Karena di sini itukan enaknya bahan bakunya sudah tersedia, limbahnya ada. Kami tinggal keringkan, terus bentuk mau jadi apa. Setelah itu kita oven dan dikasih anti rayap dan anti jamur biar bisa tahan lama. Sampai 5 tahun masih aman. Kalau pewarnaan itu biasanya kami sesuaikan permintaan konsumennya," ucap dia.

Proses pengeringan setelah pewarnaan aneka hasil kerajinan eceng gondok Isna Puring
Proses pengeringan setelah pewarnaan aneka hasil kerajinan eceng gondok Isna Puring (Dokumentasi Isna Puring untuk Tribunbatam.id)

Menjadi produk UMKM ikon Kota Batam, Isna menyebutkan UMKM eceng gondoknya inipun bisa bertahan berkat kerjasama banyak pihak.

Seperti para nelayan hingga pemerintah yang tak lepas tangan terhadap pelaku UMKM di Batam.

"Ini jadi kebanggaan tersendiri juga buat saya. Produk ini hadir bukan cuma karena peran saya. Tapi ada juga nelayan tempat saya membeli limbah eceng gondok ini, tim saya yang juga kadang ikut untuk mengambil langsung limbah eceng gondok ke dalam DAM, dan pemerintah yang sering berikan pelatihan," tuturnya.

Dikatakannya, kadang Ia dan tim nya harus masuk ke dalam lumpur dan menghadapi binatang-binatang liar ketika mengambil bahan baku eceng gondok.

Namun adapula masa Ia memberdayakan nelayan sekitar untuk menyediakan limbah eceng gondok tersebut.

"Biasanya saya beli Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kilonya dari nelayan. Nanti tinggal tunggu yang kering saja dari mereka. Tapikan ada masanya juga mereka harus melaut, jadi kami sendiri yang turun. Kadang takut-takut juga kalau ada ular. Kalau pengerjaannya tinggal kecepatan tangan sajakan untuk menjalin-jalin. Untuk produk kecil-kecil paling sehari saja jadi," katanya.

Isna menuturkan saat ini pihaknya pun tengah mempersiapkan diri untuk pameran ke Tokyo.

"Pemerintah juga banyak mensupport kami, mulai dari dinas, BUMN, hingga swasta. Nanti tanggal 25 Februari produk kami akan dibawa pameran ke Tokyo bersama Bank Indonesia. Kenapa saya tidak mengajukan KUR banyak-banyak kemarin, karena untuk persiapan ini juga. Kalau memang nanti dari pameran di Tokyo ada buyer yang menjanjikan, baru saya ajukan lagi KUR ke Bank BRI untuk mulai ekspor ke Tokyo," tutur Isna.

Menurut Isna pasar kerajinan eceng gondok ini cukup digemari di luar Indonesia.

"Kalau eceng gondok inikan ramah lingkungan, perawatannya mudah dan bisa mengurangi limbah plastik. Makanya cukup banyak orang asing yang suka," kata dia.

Syarat Ajukan KUR Mikro BRI 2022, Target Salurkan Rp 383,6 Miliar di Batam

BRI menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro tahun 2022 di Kota Batam sebesar Rp 383,6 miliar.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved