'Minyak Goreng Habis, Adanya Minyak Urut', Bentuk Protes Pedagang Pasar Minyak Makan Langka
Pedagang pasar protes dengan keberadaan minyak goreng curah yang kian langka. Caranya pun terbilang unik.
TRIBUNBATAM.id - Pedagang pasar tradisional protes dengan keberadaan minyak goreng curah yang kian langka.
Mereka bahkan memajang beragam tulisan terkait kekosongan minyak goreng di lapak jualannya masing-masing.
Ini terlihat di Pasar Baru Indramayu.
Pedagang pasar di sini sudah sekitar sepekan tak berjualan minyak goreng.
Pemerintah sempat mengeluarkan aturan Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk minyak goreng curah, ditetapkan HET sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.
HET yang diterapkan mulai 1 Februari 2022 itu memang sempat membuat harga minyak goreng di pasaran turun. Namun, keberadaannya menjadi langka di pasaran.
Baca juga: Menanti Janji Mendag Muhammad Lutfi Ungkap Mafia Minyak Goreng
Baca juga: Aprindo Konsisten Dukung Pemerintah untuk Penjualan Minyak Goreng Kemasan
Akhirnya, pemerintah mencabut aturan soal HET. Artinya, harga minyak goreng kemasan diserahkan ke mekanisme pasar.
Setelahnya minyak goreng memang muncul kembali di pasaran. Tetapi, masalah yang muncul selanjutnya yakni harganya melonjak tinggi. Harga minyak goreng di pasaran berada di kisaran Rp 25.000 per liter.
Mendag sendiri mengaku kebingungan dengan melimpahnya stok minyak goreng usai aturan HET dicabut.
Aksi protes dilakukan para pedagang di Pasar Baru Indramayu terkait kelangkaan minyak goreng curah, Jumat (25/3/2022).
"Minyak goreng habis, adanya minyak urut," tulis salah seorang pedagang di toko jualannya.
Sebagai bentuk protes, pedagang juga menendangi jeriken kosong karena sulitnya mendapat minyak goreng curah.
"Kekosongan kurang lebih semingguan ini, kosong dari agennya, enggak tahu kenapa kosong," ujar salah seorang pedagang, Juharni Fajri kepada TribunCirebon.com.
Juharni Fajri mengatakan, kelangkaan minyak goreng curah pasca-pemerintah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan sangat berdampak bagi para pedagang.
Para pedagang juga merasa heran, minyak goreng curah bisa secara tiba-tiba hilang.