PARIWISATA KEPRI AMAN

APA Itu Perayaan Tujuh Likur di Lingga? Kadispar Kepri Ingin Jadikan Media Promosi Wisata

Perayaan malam tujuh likur di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri pada Ramadan 1443 Hijriah bakal kembali digelar. Apa itu malam tujuh likur?

Penulis: Febriyuanda |
TRIBUNBATAM.id/FEBRIYUANDA
Potret anak-anak di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Kepri saat hendak menyalakan petasan di lampu cangkok atau pelita di halaman rumah. 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Perayaan malam tujuh likur di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Ramadan 1443 Hijriah bakal kembali digelar.

Terlebih lagi saat ini wilayah Kabupaten Lingga melandai kasus Covid-19, dengan zona hijau.

Hal ini sangat disambut senang oleh masyarakat Lingga, yang bisa memeriahkan suasa tradisi di malam 27 Ramadan itu.

Dari pantauan TRIBUNBATAM.id, beberapa warga telah menyiapkan tradisi ini dari jauh hari.

Seperti di Air Salak, Desa Batu Kacang, Kecamatan Singkep misalnya.

Beberapa pemuda di wilayah ini tengah sibuk, untuk membuat sebuah gerbang di jalan raya.

Gerbang itu nantinya akan dipasang ratusan lampu cangkok, yang akan menerangi dan memeriahkan perayaan malam tujuh likur.

Masyarakat di sini terlihat antusias menyambut datangnya malam 27 Ramadan nanti.

Tidak mau kalah, warga Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat juga mulai melakukan persiapan menggelar malam tujuh likur tersebut.

Puluhan pemuda saat ini sedang menyiapkan ratusan kayu, untuk dipasang berjejeran di samping jalan raya.

Baca juga: Pemko Batam Tak Siapkan Sembako Murah Jelang Idul Fitri, Ini Alasannya

Baca juga: KAPAN Jumlah Kapal Rute Batam ke Malaysia Ditambah? Begini Jawaban Walikota

Ratusan kayu itu nanti juga akan dipasang lampu cangkok, yang akan menerangi warga di sepanjang jalan.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar mengatakan bahwa perayaan malam tujuh likur ini sangat menarik untuk disoroti.

Terlebih lagi menurutnya Kabupaten Lingga memiliki berbagai tradisi yang unik.

Tentunya malam 7 likur bisa jadi kemeriahan bagi warga, setiap datangnya bulan suci Ramadan.

"Karena memang tradisi tujuh likur ini hanya ada di bulan Ramadan, mungkin sulit bagi wisatawan untuk berkunjung ke sana dengan jarak lumayan jauh. Tapi tradisi ini bisa menjadi promosi wisata," kata Buralimar kepada TribunBatam.id, Minggu (17/4/2022).

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved