RAMADHAN
Inilah Syarat Puasa di Bulan Ramadhan dan Golongan Muslim yang Tak Wajib Menjalankannya
Sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadhan seseorang harus mengetahui syarat-syarat menjalankannya dan golongan tak wajib melaksanakan puasa Ramadhan
TRIBUNBATAM.id - Dalam Islam terdapat banyak aktivitas yang bersifat wajib dan sunnah dikerjakan.
Salah satu yang wajib adalah berpuasa selama Bulan Ramadhan.
Hal itu sebagaimana firman Allat SWT dalam Alquran Surah Al-Baqarah Ayat 183,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadhan, seseorang harus mengetahui syarat-syarat menjalankannya.
Seperti dijelaskan dalam Kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Syaikh Wahbah Al-Zuhaili, syarat puasa yaitu:
Baca juga: JANGAN SOMBONG! Berdoalah Kepada Allah SWT, Ini Waktu Mustajab Selama Bulan Ramadhan
Baca juga: Amalan Penambah Pahala di Bulan Ramadhan, Bisa Dikerjakan Kapan Saja dan Disenangi Allah SWT
- Orang Islam
Perintah Puasa Ramadhan hanya tertuju pada orang-orang Islam, sementara orang-orang yang beragama selain Islam tidak terkena aturan wajib melaksanakan Puasa Ramadhan.
- Sudah Balig
Anak kecil meskipun beragama Islam tidak wajib melakukan Puasa Ramadhan karena ia masih belum balig.
Dalam kitab-kitab fikih, balig biasanya diartikan sebagai batasan seseorang mulai dibebani kewajiban-kewajiban syariat, seperti salat, puasa dan lainnya.
Secara umum batasan balig bagi laki-laki adalah jika sudah mengalami mimpi basah.
Sedangkan bagi perempuan adalah jika ia telah mengeluarkan darah haid.
Namun, jika laki-laki dan perempuan tersebut belum mengalami mimpi basah atau haid, maka batas balignya adalah umur lima belas tahun.
- Berakal
Orang yang tidak memiliki akal dan kesadaran penuh, seperti orang gila, orang mabuk dan orang ayan selama seharian penuh tidak wajib melakukan Puasa Ramadhan.
Hanya saja, meski orang mabuk dan orang ayan tidak wajib Puasa Ramadhan, namun mereka memiliki kewajiban meng-qadha atau mengganti puasa yang ditinggalkan selama mereka mengalami ayan dan mabuk.
Baca juga: Berpeluang Meraih Syafaat Lailatul Qadar, Inilah Keutamaan Iktikaf Jelang 10 Hari Terakhir Ramadhan
Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Salat di Karimun, Anambas, Lingga, Natuna Hari Ini, Jumat (22/4/2022)
- Menetap atau Ikamah
Orang yang menetap atau tidak sedang bepergian dengan jarak bisa qasar salat, dia wajib Puasa Ramadhan.
Sebaliknya, orang yang bepergian dengan jarak sampai bisa qasar salat, maka dia tidak wajib Puasa Ramadhan.
Meski orang yang sedang bepergian tidak wajib puasa, namun jika dia berpuasa maka puasanya dinilai sah.
Sebaliknya, jika dia tidak berpuasa, maka dia tidak berdosa hanya saja dia wajib meng-qadha puasa yang ditinggalkannya.
- Mampu Berpuasa atau Sehat
Orang yang sehat dan mampu diwajibkan Puasa Ramadhan.
Sedangkan orang yang sakit dan tidak mampu berpuasa tidak wajib berpuasa.
Orang yang sakit atau tidak mampu karena sudah tua, mereka tidak wajib puasa namun mereka wajib mengqadanya atau membayar fidiah.
Baca juga: Jadwal Imsak Hari Ini di Batam, Tanjungpinang, Bintan Jumat 22 April 2022/20 Ramadhan 1443 H
Baca juga: Cara Agar Tak Mudah Ngantuk saat Puasa, Badan tetap Segar di Siang Hari
Sementara itu, terdapat golongan yang diperbolehkan atau tidak diwajibkan untuk berpuasa.
Dari kitab-kitab fikih disebutkan ada enam golongan orang tidak wajib puasa, berikut daftarnya:
1. Anak kecil
Anak kecil yang belum balig atau belum dewasa, maka ia tidak wajib melakukan puasa.
Hanya saja, jika dia sudah berumur sekitar tujuh tahun, maka hendaknya dilatih dan diajari untuk melakukan Puasa Ramadhan, namun tidak boleh dipaksa.
2. Orang gila
Begitu juga Puasa Ramadan tidak wajib bagi orang gila, meskipun sudah dewasa.
Hal ini karena orang gila dinilai tidak memiliki akal yang normal sehingga tidak ada kewajiban apa-apa baginya, termasuk Puasa Ramadhan.
3. Sakit, Renta Lanjut Usia
Orang yang sedang sakit, sekiranya jika berpuasa akan lambat sembuh atau malah tambah parah, baginya tidak wajib berpuasa.
Namun demikian, ia wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan jika sudah sembuh.
Namun jika tidak ada harapan sembuh, maka dia hanya wajib membayar fidiah.
Begitu juga orang tua yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa, ia tidak wajib Puasa Ramadhan.
Dia hanya wajib membayar fidiah sebagai ganti dari puasa yang ditinggalkan.
Baca juga: Menyegarkan, Inilah Resep dan Cara Membuat Es Susu Stroberi, Cocok untuk Minuman Buka Puasa
Baca juga: TERNYATA Ini Waktu yang Tepat Menyikat Gigi Setelah Sahur saat Menjalankan Puasa
4. Perempuan Haid dan Nifas
Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak wajib berpuasa di bulan Ramadhan.
Meski demikian, ia wajib menggantinya di hari-hari lain di luar bulan Ramadhan.
5. Perempuan Hamil/Menyusui
Perempuan hamil atau menyusui tidak wajib berpuasa di bulan Ramadhan.
Namun demikian, jika dia tidak berpuasa, maka wajib menggantinya, sekaligus membayar fidiah jika dia tidak berpuasa karena khawatir terhadap keselamatan anaknya.
6. Dalam Perjalanan Jauh
Orang yang sedang dalam perjalanan jauh, yaitu perjalanan yang jaraknya boleh melakukan qashar salat, maka baginya tidak wajib berpuasa.
Hanya saja, jika dia tidak berpuasa, maka wajib menggantinya di hari-hari lain di luar bulan Ramadhan.
Baca juga: Tips dan Cara Mengatasi Diare saat Berpuasa, Kurangi Dulu Aktivitas Berat
Baca juga: Tips Puasa Anti Lemas Seharian, 5 Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Saat Sahur
.
.
.
(TRIBUNBATAM.id)