BINTAN TERKINI

Sambut Idul Fitri, Warga Kampung Jawa Pulau Bintan Pasang Lampu Colok Sepanjang 600 Meter

Warga Kampung Jawa Pulau Bintan menyambut Idul Fitri dengan memasang lampu colok sepanjang 600 meter.

TribunBatam.id/Alfandi Simamora
Warga Kampung Jawa RT 03 RW 01 Desa Toapaya, Bintan memasang lampu colok di sepanjang jalan menuju Surau Al Mukminun. Foto diambil beberapa hari lalu. 

BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Semarak menyambut hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah tampak di Kampung Jawa RT 03 RW 01 Desa Toapaya, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.

Warga di sana menyambut hari raya 1 Syawal setelah berpuasa sebulan lamanya dengan memasang lampu colok di sepanjang permukiman mereka.

Akses menuju surau Al Mukminun tak luput dari pemasangan lampu colok ini.

Pemasangan lampu colok ini sudah dilakukan oleh warga beberapa hari lalu.

Hal ini dilakukan masyarakat guna memeriahkan momen jelang lebaran.

Warna warni lampu colok menghangatkan suasana jelang hari raya.

Baca juga: Generasi Muda Teluk Air Karimun Jaga Tradisi Lampu Colok Sambut Idul Fitri Tetap Lestari

Baca juga: INI Syarat Agar Festival Lampu Colok di Karimun BIsa Digelar

Ketua Surau Al Mukminun, Kecamatan Toapaya, Sawabi mengatakan, pemasangan lampu colok merupakan rutinitas warga dan jemaah Surau Al Mukminun dalam menyambut lebaran Idul Fitri.

Ratusan lampu colok dipasang di jalan sepanjang 600 meter.

"Pemasangan lampu colok ini setiap tahun rutin kami lakukan guna memeriahkan malam-malam menyambut hari lebaran Idul Fitri," terangnya, Minggu (1/5/2022).

Tidak hanya itu, warga sekitar juga bergotong royong membuat gapura surau dengan benda seadanya.

"Jadi beberapa hari lalu warga juga bergotong royong untuk membuat gapura dengan di hiasi lampu agar lebih indah dilihatnya,"jelasnya.

Sawabi juga berharap pada perayaan Idul Fitri 1443 H tahun ini, warga dan jemaah surau diberikan keberkahan.

"Alhamdulillah suasan lebaran dalam menyambut kemenangan tahun ini lebih terasa setelah 2 tahun kita menghadapi pandemi Covid-19," sebutnya.

NASIB Lampu Colok di Karimun

Sejumlah muda mudi di Kabupaten Karimun diketahui menjaga tradisi lampi colok tetap lestari.

Ini merupakan hal yang biasa digelar dalam menyambut hari raya Idul Fitri.

Baca juga: Diguyur Hujan, Jalanan di Simpang Lampu Merah Pollux Habibie Batam Tergenang

Baca juga: Tiga Lampu Hias di Taman Dang Anom Batam Hilang Dicuri Orang

Lampu colok itu merupakan lampu yang terbuat dari kaleng minuman bekas dan sumbu kompor. Kemudian lampu itu di gantung ke kayu yang tertancap ke tanah dilengkapi kawat sebagai dinding.

Lampu colok yang dinyalakan ini juga berbentuk masjid, dan pada sisi kiri dan kanan jalan dipasang ratusan lampu menghiasi ruas jalan.

Sayang, Pemerintah Daerah meniadakan lampu colok sejak tahun lalu karena minyak tanah yang langka.

Padahal, lampu colok ini sempat dipertandingkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun.

Namun festival lampu colok hanya ada di RT 01 RW 01, Teluk Air, Kecamatan Karimun.

Masyarakat Karimun yang berada di sana diizinkan mengabadikan momen tersebut dengan mengambil foto dan video semarak lampu colok di tahun ini walaupun hanya di Teluk Air.

Ketua Persatuan Pemuda Pemudi Teluk Air yakni Wira Buana mengatakan, tercetusnya ide untuk membuat lampu colok ini karna nuansa lampu colok telah sulit ditemukan.

"Biasa lampu colok ini dijumpai setiap bulan Ramadhan. Tapi kali ini nuasa seperti itu sudah sulit ditemukan. Oleh karena itu, kami inisiatif membuat lampu colok di sini (Teluk Air-red)," ujar Wira, Minggu (1/5/2022).

Baca juga: BATAM Tiap Hari Mati Lampu, Sejumlah Orangtua Murid Resah karena Anak Sedang UTS Online

Baca juga: Mimpi Wan Siswandi Daerahnya Terpasang Lampu Penerangan Jalan, Dorong Pokok Pikiran DPRD

Wira menyebut, untuk membuat lampu colok ini pihaknya membutuhkan 600 lampu yang terbuat dari kaleng minuman tersebut.

Pihaknya menggelar lampu colok ini bukan menggunakan bahan bakar minyak tanah, melainkan menggunakan solar.

Dalam semalam, lampu colok itu membutuhkan 2 jeriken solar ukuran 30 liter yang di banderol dengan Rp 230 ribu.

Lampu colok pun menyala dari setelah maghrib hingga pukul 22.00 WIB.

Pada malam takbir nanti, pihaknya berencana akan menghidupan hingga pagi hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Wira berharap agar tradisi lampu colok tersebut tidak hilang yang biasanya sangat mudah ditemui pada malam 27 Ramadhan atau istilah penyebutannya malam tujuh likur.

"Saya berharap tradisi ini hidup kembali, dan untuk pemerintah melalui Dinas Pariwisata agar diadakan lomba lampu colok ini. Untuk memotivasi masyarakat menyambut Hari Raya Idul Fitri," harapnya.(TribunBatam.id/Alfandi Simamora/Yeni Hartati)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Berita Tentang Bintan

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved