Tahap Perkembangan HIV Menjadi AIDS, Tanpa Perawatan Pasien hanya Bertahan Sekitar 3 Tahun

Sejak lama HIV/AIDS adalah jenis penyakit paling ditakutkan manusia. Tanpa perawatan pasien AIDS biasanya hanya bertahan hidup sekitar tiga tahun

http://www.ambergristoday.com
Sejumlah warga New York, Amerika Serikat sedang melakukan aksi damai untuk merenungi bahaya HIV/AIDS. 

TRIBUNBATAM.id - Sejak lama HIV/AIDS adalah jenis penyakit yang paling ditakutkan manusia di penjuru dunia.

Tubuh penderitanya secara perlahan digerogoti virus hingga sel tubuh tak mampu bertahan hingga meninggal.

Tanpa perawatan maksimal, pasien AIDS biasanya hanya bertahan sekitar tiga tahun hidup.

Dilansir dari USCF Health, berikut beberapa infeksi oportunistik yang banyak ditemukan pada pasien AIDS:

- Otak: enselopati, meningitis cryptococcal, toksoplasmosis

- Mata: cytomegalovirus (CMV)

- Saluran pencernaan: CMV, crypstosporidiosis

- Genital: kandidiasis, herpes simplex, kanker serviks

Baca juga: Curiga Mendadak Kurus, Hotman Paris sampai Lakukan Tes HIV, Melaney Ricardo Kaget

Baca juga: Duh Gusti Apa Lagi Ini, Varian HIV Baru Sangat Mematikan Terdeteksi

- Hati: hepatitis B dan C

- Paru-paru: histoplasmosis, pnemonia rekuren, tuberkulosis

- Mulut dan tenggorokan: kandidiasis

- Kelenjar getah bening: Limfoma Non-Hodgkin.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yakni kumpulan gejala yang menunjukkan lemahnya tubuh akibat infeksi HIV yang ditandai beberapa infeksi oportunistik.

Apa yang terjadi pada penderita AIDS? AIDS adalah sindrom yang disebabkan oleh infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), perjalanan infeksi HIV menjadi AIDS terbagi menjadi tiga tahap.

Tahap 1: Infeksi HIV akut

Infeksi pada tahap awal ini ditandai dengan tingginya jumlah HIV di dalam tubuh penderita.

Penderita mungkin hanya mengalami gejala ringan seperti flu biasa atau bahkan tidak sakit sama sekali.

Gejala ini mungkin hilang tanpa pengobatan, namun virus HIV akan tetap berada di dalam tubuh penderita.

Fase ini sering tidak disadari, namun sangat berbahaya.

Pada tahap ini, penderita sangat mudah menularkan virus tersebut ke orang lain.

Baca juga: 18 Orang Meninggal Dunia di Karimun Akibat HIV/AIDS Dalam 4 Tahun Terakhir

Baca juga: Lingga Catat 20 Penderita HIV AIDS, Dinkes Klaim Terendah se-Kepri

Tahap 2: Infeksi HIV kronis

Fase kedua ini disebut juga dengan infeksi HIV asimptomatik sebab tidak ada gejala yang benar-benar timbul.

Virus di dalam tubuh penderita terus bereplikasi namun dalam jumlah yang rendah.

Mendeteksi infeksi HIV secara dini, terutama di fase ini, sangat penting.

Orang yang telah terdeteksi HIV dan menjalani pengobatan sejak tahap ini, biasanya tidak akan berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu tahap AIDS.

Pada akhir tahap kedua ini, jumlah HIV akan meningkat di dalam darah dan disertai dengan menurunnya imun tubuh.

Tanda tersebut akan membawa penderita memasuki tahap ketiga, yaitu AIDS.

Tahap 3: AIDS

HIV sebagai penyebab AIDS akan mengakibatkan orang yang terinfeksi mengalami penurunan sel CD4.

CD4 adalah bagian dari sistem imun yang berfungsi untuk mengaktifkan sel imun, seperti limfosit B, untuk melawan infeksi.

Baca juga: Penggiat HIV/AIDS Kritik Penanganan HIV/ AIDS di Batam, Terlupakan saat Pandemi Covid-19

Baca juga: Kondisi HIV AIDS di Batam, Benarkah Bisa Diobati?

HIV akan masuk ke dalam CD4, kemudian bereplikasi, dan menghancurkan CD4 dari dalam.

Hal ini terus terjadi hingga titik dimana tubuh tidak cukup cepat untuk memproduksi CD4 untuk melawan HIV.

Seperti dilansir dari kompas.com, pada titik inilah pasien memasuki tahap ketiga, yaitu AIDS.

AIDS adalah bentuk infeksi HIV yang paling parah dan ditandai dengan terdapat beberapa infeksi oportunistik.

.

.

.

(TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved