Apa Itu Gerd? Kerap Disamakan dengan Maag, Intai Penderita Jantung
Gastroesophageal reflux disease atau lebih dikenal dengan Gerd, seringkali disamakan dengan penyakit maag karena gejalanya sekilas mirip, yaitu nyeri
TRIBUNBATAM.id - Gerd atau Gastroesophageal Reflux Disease kerap disamakan dengan maag, karena sekilas punya gejalanya mirip yaitu nyeri dan asam lambung.
Padahal, Gerd dan maag memiliki perbedaan mulai dari kondisi hingga gejala yang dialami penderitanya.
Umumnya Gerd tidak berakibat fatal, namun pada pasien yang memiliki penyakit jantung, Gerd harus diwaspadai.
"Gerd bisa memicu detak jantung yang terlalu cepat jika terjadi terus menerus," ujar Dr Hasan Maulahela, SpPD-KGEH yang berpraktik di RS Pondok Indah Jakarta.
Penyebab Gerd biasanya dipicu oleh perubahan gaya hidup yang serba cepat dan praktis.
Pola makan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan juga berkontribusi pada peningkatan kasus Gerd.
"Kami melakukan penelitian di Jakarta, dan tren kasus Gerd meningkat, terutama pada orang di usia produktif," ujarnya.
Baca juga: Ini 5 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Teh, Salah Satunya Bisa Sebabkan Maag
Baca juga: Manfaat Air Kelapa untuk Atasi Maag, Berapa Banyak Konsumsinya?
Gerd juga dipicu oleh pola makan yang berlebihan, konsumsi makanan yang mengandung lemak, kebiasaan merokok, dan obesitas.
"Makan makanan yang langsung banyak porsinya, bisa memicu Gerd. Pencetus lain dari Gerd adalah minuman berkafein seperti kopi, dan stres psikologis karena pekerjaan," kata Hasan.
Gejala yang paling menonjol dari Gerd biasanya ada rasa panas di dada, atau yang dikenal dengan sebutan heartburn, serta rasa ingin muntah atau makanan berbalik.
"Gejala lain yang tidak spesifik adalah sesak napas mirip asma, batuk kronis, perubahan suara, dan radang tenggorokan," papar Hasan.
Sedangkan untuk penyakit maag, gejala yang paling utama adalah rasa nyeri di ulu hati dan kiri atas.
"Secara umum Gerd adalah penyakit yang diakibatkan refluks asam lambung di kerongkongan.
Sedangkan, sakit maag itu adalah kondisi peradangan yang terjadi di bagian lambung," kata Hasan, dalam program talkshow 'Perbedaan Gerd dan maag' yang ditayangkan live di akun Facebook Kompas.com.
Baca juga: Jangan Anggap Sepele! Simak Cara Menangani Sakit Maag Menggunakan Bahan Alami
Baca juga: Pencegahan dan Pengobatan Maag Menggunakan Aneka Bahan Alami
Pengobatan Gerd
Dalam beberapa kasus, diperlukan tindakan endoskopi atau pemeriksaan rongga tubuh guna mengetahui kondisi pasien.
"Jika disertai penurunan berat badan, Gerd sering kambuh, muntah atau mual, sebaiknya dilakukan endoskopi saluran cerna," jelasnya.
Dengan melakukan endoskopi, dokter akan bisa melihat apakah ada peradangan, luka, atau hal lain pada pasien.
"Ada kasus Gerd berat yang menyebabkan iritasi di kerongkongan, bisa berpotensi menjadi kanker kerongkongan atau kanker esofagus. Kondisi tersebut bisa ditentukan dari endoskopi," katanya.
Disebutkan Hasan, pasien dengan penyakit GERD bisa disembuhkan.
Namun untuk pengobatan, harus mengikuti petunjuk dokter.
"Dengan pengobatan yang tepat, kemungkinan GERD kembali kambuh akan sangat ringan dan kecil. Tapi tidak bisa hanya diobati, pasien juga harus mengubah pola makan dan gaya hidupnya," tutur Hasan.
Baca juga: Cara Alami Mengatasi dan Mengobati Asam Lambung Naik saat Berpuasa, Hindari Jenis Makanan Ini
Baca juga: Asam Lambung, Makanan Apa yang Baik Dikonsumsi Penderita?
.
.
.
(TRIBUNBATAM.id)
