NATUNA TERKINI
Warga Natuna Masih Andalkan Sumur Bor, Proyek SPAM IKK Tak Beroperasi Sejak 2019
PDAM Tirta Nusa Natuna punya alasan tak mengoperasikan proyek SPAM IKK di Desa Tapau untuk penuhi air bersih warga. Apa yang terjadi?
NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Fakta miris terungkap ketika Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Nusa Kabupaten Natuna, Muhammad Zaki bersama anggotanya meninjau green Sistem Penyediaan Air Minum Instalasi Kota Kecamatan (SPAM IKK) di Desa Tapau, Kecamatan Bunguran Batubi, Kabupaten Natuna, Selasa (7/6/2022) sore.
Fasilitas yang dibangun untuk menyediakan kebutuhan air bersih melalui uang negara ini diketahui tak lagi beroperasi sejak pertengahan 2019.
Ini karena PDAM sebagai pengelola yak lagi menyediakan pasokan air bagi masyarakat di sana karena pengelola yang terus merugi.
Meski begitu, kata PDAM Tirta Nusa tetap mengupayakan agar Gren SPAM IKK tersebut dapat beroperasi kembali tanpa merugikan perusahaan.
Muhammad Zaki mengatakan, peninjauan ini bertujuan untuk mengupayakan pengoperasian kembali SPAM tersebut serta pengecekan alat-alat yang hilang.
"Kami upayakan pengoperasian kembali Green SPAM IKK Bunguran Batubi dan SPAM IKK Tapau. Hari ini dicek terlebih dahulu kendala dan alat-alat yang hilang di sini, sebab sudah lama tidak beroperasi," kata Zaki.
Baca juga: TERUNGKAP! Ini Penyebab Air PDAM Tirta Nusa Natuna Sering tak Mengalir
Baca juga: Wujudkan Pelayanan Pelanggan Kelas Bintang Lima di PDAM Bersama ATB

Saat peninjauan langsung di lapangan, tampak bangunan SPAM Batubi sudah tidak terawat.
Beberapa alat pun banyak yang hilang sehingga berakibat tidak dapat berfungsi maksimal lagi.
"Kondisi di lapangan, bangunan tampak sudah tidak terawat lagi, setelah kami cek ada beberapa alat yang hilang," jelas Zaki.
Mengenai banyaknya alat yang hilang dan ditambah dengan kondisi bangunan yang juga cukup memprihatinkan, PDAM Tirta Nusa sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Natuna.
"Hasil pengecekan kami di lapangan hari ini, akan ditindak lanjuti oleh Dinas terkait," tuturnya.
Zaki berharap SPAM ini nantinya segera berfungsi kembali agar dapat mengatasi kebutuhan air bersih untuk masyarakat khususnya Kacamatan Bunguran Batubi.
Sementara itu, Kepala Desa Gunung Putri, Bungurun Batubi, Muslim mengaku untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat ini warganya hanya mengandalkan sumur bor.
"Sekarang hampir semua warga Batubi menggunakan sumur bor untuk pasokan air bersih. Kami berharap SPAM Batubi bisa segera berfungsi lagi, agar kebutuhan air bersih terpenuhi," harap Muslim.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut,Kepala Bagian Teknis PDAM Tirta Nusa, Rusmi dan Kasubag Perencanaan PDAM Tirta Nusa, Herlan.
KONDISI Embung Serbaguna Sedanau Hulu
Kebutuhan akan air bersih diketahui masih menjadi perhatian warga.
Baca juga: Selama Libur Lebaran, PDAM Tirta Nusa Natuna Tetap Layani Pengaduan dan Pembayaran Online
Baca juga: Cara Cek dan Bayar Tagihan PDAM Online Lewat HP

Proyek embung pemerintah pusat yang sudah rampung pengerjaannya sejak 2017 hingga kini belum beroperasi.
Embung Serbaguna Sedanau Hulu yang berada di Desa Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, hingga saat ini belum dioperasikan hingga 5 tahun lamanya.
Embung ini merupakan proyek Pemerintah Pusat melalui Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang pengerjaannya diselesaikan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) IV.
Embung dengan luas genangan kurang lebih 7,5 hektare dengan volume tampungan kurang lebih 150.000 m3 dibangun dengan tujuan untuk upaya konservasi air di Pulau Sedanau dan sebagai cadangan air baku untuk masyarakat setempat.
Namun hingga saat ini belum belum dioperasikan.
Menanggapi hal ini, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Nusa Kabupaten Natuna, Muhammad Zaki menuturkan, embung tersebut baiknya segera dioperasikan agar masyarakat segera dapat merasakan manfaatnya.
Ia menilai pengoperasian embung itu terbilang mendesak karena dua alasan.
Yang pertama adalah untuk mengantisipasi kerusakan infrastruktur dan sarana embung yang sudah lama tidak terpakai.
Yang kedua, karena selain fisik embung, terdapat juga beberapa sarana yang sudah disediakan di sana seperti pintu air, pintu penguras, intake dan mesin pompa serta pipa induk.
"Barang-barang ini kalau lama-lama tidak digunakan bisa rusak. Kasian juga jadinya," tutur Zaki kepada sejumlah awak media di Ranai Square, Ranai, Jumat (20/5/2022) kemarin.
Baca juga: Komisi III DPRD Natuna Bertemu PDAM Tirta Nusa, Bahas Kesiapan Hadapi Musim Kemarau
Baca juga: Siap-Siap Tampung Air! PDAM Tirta Mulia Umumkan Suplai Air Bersih di Daerah Ini Terganggu
Alasan lain dari mendesaknya pengopersian embung itu adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
Selama ini masyarakat Sedanau hanya menggunakan air bersih yang dibeli seharga Rp. 15 ribu perkubik.
Harga ini dinilainya sama dengan harga penjualan air untuk kebutuhan sektor industri.
"Kemudian kasihan masyarakat yang harus beli air dengan harga mahal. Mereka beli air satu kubik Rp. 15 ribu, harga ini sama rata, tidak ada bedannya harga industri dan masyarakat umum. Kan kasihan juga," sebut Zaki lagi.
Beda halnya jika embung itu dapat dikelola oleh PDAM selaku perpanjagan tangan pemerintah dalam urusan air bersih masyarakat, maka diyakini harga air itu akan dapat dibayar dengan harga yang lebih murah oleh masyarakat.
"Kalau embung itu dioperasikan harga bayar air perkubik paling setengah harga dari harga beli yang sekarang. Atau paling tidak Rp8 ribu lah perkubiknya," ujar Zaki.
Dengan demikian ia berharap embung itu segera dapat dioperasikan agar tujuan pembangunannya juga segera dapat diwujudkan.
"Maka, sebaiknya embung ini segera dapat dioperasikan. Kami juga sudah berkomunikasi intens dengan pemerintah terkait pengoperasiannya. Mudah-mudahan segera bisa terlaksana," tutup Zaki.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Natuna