Cerita PMI Korban Selamat Kapal Tenggelam di Perairan Batam, Amat: Saya Masih Trauma

Amat, PMI korban kapal tenggelam di Batam, Kamis (16/6) lalu, tak begitu ingat tragedi yang menimpanya. Ia baru sadar setelah berada di rumah sakit

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Beres Lumbantobing
Amat, satu di antara 23 PMI korban selamat insiden kapal tenggelam di perairan Batam saat ditemui Tribunbatam.id di Selter BP2MI Batam, Selasa (21/6/2022) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sebanyak 23 Pekerja Migran Indonesia (PMI), korban selamat kapal tenggelam di perairan Nongsa Batam, Kamis (16/6/2022) malam diinapkan di Selter BP2MI di Batam Center.

Meski selamat, para PMI itu masih trauma dengan tragedi kapal tenggelam yang nyaris merenggut nyawa mereka.

“Saya masih trauma pak. Lihat air laut saya masih takut,” ujar Amat (43), seorang PMI korban kapal tenggelam di perairan Nongsa Batam, Selasa (21/6/2022) siang.

Amat mengaku belum bisa melupakan kejadian yang dialaminya. Terkadang Amat merasa bahwa dirinya sudah mati dalam insiden itu.

“Kadang saya belum sadar, saya bisa selamat dari kejadian itu. Ngerilah kejadian itu. Tak bisa lagi saya bayangkan,” ucap Amat kepada Tribunbatam.id saat dijumpai di Selter BP2MI Batam.

Ekspresi Amat terlihat sedih. Wajahnya lesu seperti orang putus asa.

Di tangan kanan Amat masih menempel perban bekas jarum suntik. Ia baru pulang dari Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam.

Amat mengaku pasca tragedi itu, dirinya dilarikan ke IGD RSBK. Lalu pada Senin (20/6/2022) malam, Amat dibawa pulang ke Selter BP2MI Batam setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Cerita Resque SAR Wawan, Empat Hari Cari Tujuh PMI Korban Hilang Kapal Tenggelam di Batam

Baca juga: Tim SAR Gabungan Perluas Pencarian Tujuh PMI Hilang hingga ke Perairan Lagoi Bintan

“Baru tadi malam saya balik dari rumah sakit. Kondisi saya belum pulih, masih pusing-pusing,” ujar Amat.

Dengan mata berkaca-kaca, Amat bercerita ingin segera pulang ke kampung halamannya di Nusa Tenggara Barat (NTB), bertemu dengan anak dan istrinya.

Amat mengaku sudah sangat rindu keluarga di kampung. Kejadian yang dialaminya itu menyadarkan Amat pentingnya arti keluarga dalam hidupnya.

Sementara ini, kondisi kesehatan Amat belum sepenuhnya pulih.

“Saya tak bisa lama-lama duduk. Bawaannya mau tumbang,” kata Amat.

Mengingat kecelakaan kapal itu membuat Amat semakin sedih. Ia ingin melupakan peristiwa yang dialaminya bersama rekannya yang belum ditemukan.

Namun, lagi-lagi tragedi itu masih terngiang-ngiang di pikiran Amat.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved