BERITA KESEHATAN
Makanan Minuman Berbahaya bagi Kesehatan Otak, Sering Dikonsumsi Orang Kaya
Jenis makanan dan minuman tertentu ternyata berbahaya bagi kesehatan otak. Mengonsumsinya secara terus-menerus akan menurunkan fungsi kerja otak
"Konsumsi minuman manis dapat menurunkan total volume otak dan volume hipokampus," kata Susan Kelly, ahli diet di Pasific-Analytics, seperti dilansir Foxnews.
Dalam mengonsumsi buah, lebih baik dikonsumsi langsung dalam keadaan segar, atau bikinlah jus sendiri.
Di samping itu, minuman berlabel "diet" bisa berbahaya bagi otak.
Para ahli kesehatan mengatakan, minuman dengan label diet seringkali "menipu" seseorang dan menganggap bahwa minuman itu sehat.
Sehingga banyak orang mengira minuman seperti itu aman dan seringkali dikonsumsi berlebihan.
"Penelitian menunjukkan, minuman ringan diet dikaitkan dengan risiko depresi," kata Sheetal DeCaria, ahli kesehatan mental di Revitalizemedcenter.
- Biji-bijian olahan
Produk pangan dari biji-bijian olahan seperti roti putih dan lainnya bisa memperburuk kesehatan mental seseorang.
Hal itu berkaitan dengan potensi peradangan dan gangguan fungsi otak yang membuat tubuh menjadi kelelahan.
Baca juga: Lima Obat Herbal Efektif Rontokkan Kolesterol dan Darah Tinggi
Baca juga: 10 Cara Alami Menurunkan Gula Darah Tinggi Tanpa Obat-obatan Kimia
Berdasarkan penelitian pada tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Immunology, makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh nutrisinya akan jauh lebih sehat daripada biji-bijian olahan.
Seperti roti yang terbuat dari gandum utuh, pasta gandum utuh, oatmeal, beras merah hingga barley.
- Makanan tinggi kalori
Mungkin ini bukanlah jenis makanan atau minuman tertentu, tapi merujuk pada jumlah kalori yang dikonsumsi secara berlebihan.
Selain dampaknya bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes, hingga hipertensi, makanan tinggi kalori berpotensi buruk bagi kesehatan mental.
"Ada gangguan terkait masalah daya ingat dan gangguan fungsi kognitif otak secara keseluruhan yang bisa memicu alzheimer dan penyakit otak lainnya," ungkap Susan Kelly.
.
.
.
(TRIBUNBATAM.id)