BERITA MALAYSIA
Banyak Buruh Migran Indonesia Tewas di Malaysia, Kemenlu Tunggu Laporan KBMB
Buruh migran Indonesia di negeri jiran Malaysia dilaporkan banyak meninggal diduga akibat alami kekerasan. Kemenlu bersikap terkait laporan itu.
MALAYSIA, TRIBUNBATAM.id - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) masih memberi atensi terkait laporan ratusan buruh migran Indonesia yang meninggal dunia di Malaysia.
Laporan ratusan buruh migran Indonesia yang meninggal dunia diduga akibat kekerasan selama berada di negeri jiran Malaysia itu sebelumnya diungkap Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB).
Dalam laporannya, tim pencari fakta dari KBMB menemukan 149 buruh migran Indonesia tewas di Sabah, Malaysia selama 2021 hingga Juni 2022.
KBMB menemukan meninggal di dalam pusat tahanan imigrasi Sabah, Malaysia yang diduga diperlakukan tidak manusiawi dan dugaan kekerasan.
Menurut anggota Koalisi Buruh Migran Berdaulat, KBMB Abu Mufakhir, buruh migran Indonesia itu ditangkap otoritas Malaysia karena melanggar aturan imigrasi.
Baca juga: Pemerintah China Mulai Paksa 89 juta dari 291 juta Buruh Migran Kembali ke Pabrik
Mereka diduga hidup dalam kondisi tidak layak dan tak punya akses ke kesehatan.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) masih menunggu laporan dari Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) terkait dugaan kekerasan dan penyiksaan terhadap 25 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang meninggal di Sabah, Malaysia.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Judha Nugraha mengatakan, laporan dari KBMB diperlukan lantaran Koalisi itu sudah melakukan komunikasi dengan para PMI yang turut menjadi korban.
"Saat ini kami masih menunggu detil data tersebut dari KBMB. Tentu kami mohon bantuan dari KBMB, karena KBMB yang sudah melakukan komunikasi dengan para korban," kata Judha kepada Kompas.com, Rabu (6/7/2022).
Judha menuturkan, data yang diminta Kemenlu meliputi nama korban, waktu kejadian, tempat kejadian, dan jenis kekerasna yang dialami beserta bukti lain yang diperlukan.
Berdasarkan pemeriksaan post mortem, 25 PMI yang meninggal disebabkan karena sakit.
Baik karena covid-19, jantung, pneumonia, penyakit infeksi dan penyakit-penyakit komorbid dari virus corona.
Kemenlu Indonesia, menurutnya tidak hanya akan melihat data dari pemeriksaan post mortem untuk menyimpulkan penyebab kejadian.
Oleh karena itu, pihaknya meminta bantuan KBMB untuk mendalami lebih lanjut.
"Jadi untuk kekerasan itu perlu pendalaman lebih lanjut. Kita kan perlu data detail. Nah data itu kami tunggu dari KBMB dan hingga saat ini kami belum terima," beber Judha.
Baca juga: Terungkap, Jalur Baru Pengiriman PMI Ilegal dari Bintan ke Malaysia, Lewat Tanjungtalok
