BERITA MALAYSIA
Banyak Buruh Migran Indonesia Tewas di Malaysia, Kemenlu Tunggu Laporan KBMB
Buruh migran Indonesia di negeri jiran Malaysia dilaporkan banyak meninggal diduga akibat alami kekerasan. Kemenlu bersikap terkait laporan itu.
Kemenlu sebelummya telah berkomunikasi dengan perwakilan RI di Malaysia.
Khususnya utamanya KJRI Kota Kinabalu dan Konsulat RI di Tawau.
Mereka mengadakan pertemuan dengan Pengarah Imigresen Wilayah Sabah dan Jabatan Kesihatan Negeri Sabah (JKNS) Malaysia pada 28 Juni 2022.
Kemenlu kemudian berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta untuk meminta klarifikasi.
Kedutaan Besar Malaysia juga telah menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan data PMI yang meninggal.
"Namun, sekali lagi itu data post mortem. Ketika ada informasi lain yang disampaikan oleh teman-teman KBMB berdasarkan hasil wawancara mereka, itu akan kami tindaklanjuti. Jadi kami tentu tidak hanya rely on data post mortem," sebutnya.
KEDUBES Malaysia di Jakarta jadi Sasaran
Kedutaan besar atau Kedubes Malaysia di Jakarta sebelumnya menjadi sasaran unjuk rasa lagi.
Kedubes Malaysia di Jakarta yang berlokasi di Kuningan ini sebelumnya menjadi sasaran warga Indonesia terkait vonis bebas seorang warga negeri jiran bernama Ambika MA Shan yang diduga menganiaya seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama Adelina Lisao hingga meninggal dunia.
Aksi unjuk rasa depan Kedubes Malaysia di Kuningan Jakarta serta mengatasnamakan Koalisi Masyarakat Sipil itu terjadi Senin (27/6/2022).
Kini giliran Partai Buruh yang berencana menggelar aksi serupa di depan Kedubes Malaysia di Jakarta.
Mereka bakal menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran mengenai kabar ratusan buruh migran yang meninggal dunia pada sejumlah pusat penahanan imigrasi di Sabah, Malaysia.
Baca juga: Malaysia Minta Singapura Stop Eksekusi Terpidana Narkoba Warga Negeri Jiran
Temuan kasus tersebut pertama kali diungkapkan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) beberapa waktu lalu selama periode 18 bulan, antara 2021 dan 2022.
Mereka diduga diperlakukan tidak manusiawi dan mengalami tindak kekerasan. Anggota KBMB Abu Mufakhir menyatakan, WNI yang ditangkap karena melanggar aturan imigrasi itu diduga hidup dalam kondisi tidak layak dan tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan.
"Enggak ada air bersih, makanannya jelek. bagaimana orang enggak meninggal, mereka itu bisa tidur paling banyak 2 jam sampai 3 jam sehari," kata Mufakhir, dikutip dari tayangan Kompas TV, Rabu (29/6).
