WAWANCARA EKSKLUSIF
Ngobrol Sehat Tribun Batam, Awas Penyakit Stroke Intai Usia Muda
Bincang sehat Tribun Batam kali ini membahas penyakit stroke intai usia muda bersama Kasi Penunjang Medik RS Soedarsono, dr Mugia Ramadhan.
M: Selain gula, kolesterol yang tinggi juga bisa menyebabkan stroke. Ibarat selang, kalau ada yang menghalang, tentu akan tersumbat. Itu seperti aliran darah kita. Jika ada yang menyumbat karena kolesterol, itu akan menyumbat peredaran darah ke otak.
T: Tadi kita berdiskusi, biasanya stroke menyerang orang tua. Itu fakta atau mitos?
M: Secara faktor risiko, itu fakta. Faktor risiko itu sendiri ada dua, ada yang bisa diubah atau tak bisa diubah. Pertama, yang tak bisa diubah, umur dan jenis kelamin. Usia 55 tahun ke atas cenderung rentan terserang stroke. Begitu juga dengan faktor jenis kelamin, laki-laki cenderung lebih rentan terkena serangan stroke. Sementara, faktor yang bisa diubah sendiri salah satunya adalah gaya hidup.
T: Lalu, usia muda apakah punya potensi untuk terserang juga dokter?
M: Sangat bisa. Apalagi di zaman sekarang, gaya dan pola hidup tak beraturan. Konsumsi gula yang berlebihan saja sudah memicu serangan stroke. Tentu awalnya, memicu gejala-gejala stroke. Tak menutup kemungkinan, penyakitnya sendiri mengintai anak hidup. Gaya hidup buruk akan memicu hipertensi tinggi dan kadar gula dalam badan tinggi.
T: Usia berapa anak muda bisa terserang stroke?
M: Saya membaca beberapa jurnal, tahun 2004, range usia 18-24 tahun sudah 15 persen terkena stroke. Tentu angka ini terus bertambah. Apalagi gaya hidup anak zaman sekarang yang tak terkontrol. Merokok, mengonsumsi minuman atau makanan dengan kadar gula tinggi, dan pola tidur yang kurang baik. Ini yang harusnya diperhatikan oleh mereka usia muda.
T: Penyakit stroke sendiri terbagi menjadi berapa jenis, dokter?
M: Stroke penyumbatan dan pendarahan. Stroke pendarahan, biasanya pecah di dalam. Hal ini yang membahayakan. Dan banyak pasien saya memiliki penyakit bawaan yang dapat memicu stroke. Ada yang umur 20-21, memiliki tensi sampai 180. Ini tentu pola hidupnya buruk. Hal itu pula yang harusnya dikontrol. Jangan sampai bablas dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Picu Stroke dan Serangan Jantung, Kenali 5 Ciri Kolestrol Tinggi yang Jarang Disadari
T: Lalu, untuk pasien stroke, apa yang harus dilakukan?
M: Bagi saya, dukungan keluarga adalah hal paling utama. Karena pasien stroke pasti menurunkan kualitas hidup. Pasti si pasien sedikit banyak merasakan depresi. Momentum inilah yang memerlukan dukungan dari keluarga agar si pasien tetap semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
T: Apa closing statement dari Dokter Mugia untuk Tribunners?
M: Pertama, kita harus peka terhadap kesehatan diri sendiri. Kedua, jaga pola hidup. Baik gaya hidup dan hal-hal lainnya. Selanjutnya, manajemen stress harus dikontrol. Ini sangat berlaku untuk mereka yang usia muda. Karena penyakit ini berpotensi juga bagi mereka yang berusia muda. Terakhir, penanganan awal gejala stroke itu sangat penting. Karena, penanganan penyakit ini berpacu dengan waktu. (Ichwan Nur Fadillah)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Batam
