KESEHATAN

7 Makanan Perusak Otak, Sebelum Menyesal Kurangi atau Jangan Konsumsi

Beberapa makanan memiliki efek negatif pada otak, memengaruhi memori dan suasana hati, serta meningkatkan risiko demensia.

freepik.com
Ilustrasi pasien kanker otak - Beberapa makanan memiliki efek negatif pada otak, memengaruhi memori dan suasana hati, serta meningkatkan risiko demensia 

Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa asupan fruktosa yang tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin di otak, serta penurunan fungsi otak, memori, pembelajaran, dan pembentukan neuron otak.

Satu studi pada tikus menemukan bahwa diet tinggi gula meningkatkan peradangan otak dan gangguan memori.

Sementara penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, yang hasilnya menunjukkan bahwa asupan tinggi fruktosa dari minuman manis mungkin memiliki efek negatif tambahan pada otak, di luar efek gula.

Beberapa alternatif minuman manis termasuk air, es teh tanpa pemanis, jus sayuran dan produk susu tanpa pemanis.

Baca juga: 8 Makanan Sehat yang Membuat Anda Lebih Tinggi

Baca juga: Ampuh Menurunkan Gula Darah, Penderita Diabetes Coba 6 Minuman Sehat Ini

2. Karbohidrat Halus

Karbohidrat olahan termasuk gula dan biji-bijian yang diproses seperti tepung putih tidak baik untuk otak Anda.

Karbohidrat jenis ini umumnya memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi.

Ini berarti tubuh Anda mencernanya dengan cepat, menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan insulin.

Juga, ketika dimakan dalam jumlah lebih besar, makanan ini sering memiliki beban glikemik (GL) yang tinggi.

GL mengacu pada seberapa banyak makanan meningkatkan kadar gula darah Anda, berdasarkan ukuran porsi.

Makanan yang tinggi GI dan tinggi GL telah ditemukan untuk merusak fungsi otak.

Penelitian telah menunjukkan bahwa hanya satu kali makan dengan beban glikemik tinggi dapat merusak memori pada anak-anak dan orang dewasa.

Studi lain pada mahasiswa yang sehat menemukan bahwa mereka yang memiliki asupan lemak dan gula rafinasi yang lebih tinggi juga memiliki ingatan yang lebih buruk.

Efek pada memori ini mungkin disebabkan oleh peradangan hipokampus, bagian otak yang memengaruhi beberapa aspek memori, serta respons terhadap isyarat lapar dan kenyang.

Peradangan diakui sebagai faktor risiko penyakit degeneratif otak, termasuk penyakit Alzheimer dan demensia (11).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved