KARIMUN TERKINI
Kasus Demam Berdarah Karimun Pertengahan September 670 Kasus, Belum KLB
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Karimun mengkhawatirkan. Kadinkes menyebut belum menetapkan KLB dan kondisinya disebut masih stabil.
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Karimun kian mengkhawatirkan.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Karimun mencatat, kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD hingga pertengahan September 2022 mencapai 670 kasus.
Empat orang di Karimun meninggal dunia akibat Demam Berdarah ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Karimun, Rachmadi membenarkan kasus DBD di Bumi Berazam kian mengkhawatirkan.
Rachmadi menjelaskan, dari jumlah kasus DBD di Karimun itu, kasus paling tinggi berada di Kecamatan Meral.
Baca juga: Kakanwil Kemenkumham Kepri Jalin Silaturahmi dan Sinergitas antar Instansi di Karimun
Disusul Kecamatan Karimun, Kecamatan Tebing, Kecamatan Meral Barat dan Kecamatan Kundur.
Meskipun kasus DBD di Kabupaten Karimun tinggi, jika dibanding tahun sebelumnya, namun pihak Dinkes Karimun belum menetapkan sebagai status Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Belum ditetapkan KLB, karena kondisinya masih stabil. Artinya stabil naik tapi tidak terjadi peningkatan secara signifikan," ujarnya.
Rachmadi menambahkan penetapan KLB itu tidak ditentukan ada peningkatan secara siginifikan dibandingkan dalam periode tahun sebelumnya, maupun dari bulan sebelumnya.
"Penetapan KLB ditahun 2014 lalu, karena pada tahun sebelumnya atau tahun 2013 saat itu memang kasus DBD terbilang kecil, lalu tahun berikutnya sangat tinggi," ujarnya.
Baca juga: Warga Pulau Bintan Awas Demam Berdarah, Dinkes Imbau Waspadai Peralihan Musim
Pada tahun 2021 lalu, kasus DBD di Karimun mencapai 481 orang, angka tersebut terjadi peningkatan sebanyak 189 kasus, dengan total di triwulan ketiga mencapai 670 kasus.
Menurutnya, tingginya kasus DBD juga akibat cuaca yang berubah-ubah, lebih cenderung kondisi basah atau musim hujan yang tidak menentu.
"Kondisi cuaca yang seperti yang kita rasakan saat ini ikut berdampak pada tingginya kasus DBD. Apalagi kasus DBD rerata anak-anak, tapi secara menyeluruh sudah mencakup semua usia atau kalangan," ujarnya.
Dengan begitu, Rahmadi menghimbau masyarakat untuk dapat menerapkan 3 Mplus. Bahkan menurutnya Dinas Kesehatan juga telah menyediakan bubuk abate yang dititipkan di seluruh Puskesmas se Kabupaten Karimun.
Baca juga: 5 Gejala Demam Berdarah DBD yang Tidak Boleh Diabaikan, Ketahui agar Cepat Ditangani
"Jadi masyarakat yang membutuhkan dipersilahkan datang ke masing-masing Puskesmas dan tidak diperjual belikan alias diberikan secara gratis," ujarnya.
