BINTAN TERKINI
Kepala BP Kawasan Bintan Ungkap Investor di FTZ Hingga November 2022
Selain sebagian Bintan, Batam dan sebagian Karimun menjadi kawasan Free Trade Zone (FTZ) atau yang lebih dikenal dengan zona perdagangan bebas.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Septyan Mulia Rohman
BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Badan Pengusahaan atau BP Kawasan Bintan mengungkap investor bidang pariwisata dan kesehatan paling banyak menanamkan modalnya di kawasan Free Trade Zone atau FTZ.
Data BP Kawasan Bintan mencatat, belasan investor telah masuk ke kawasan FTZ untuk menanamkan modalnya sejak Januari hingga November 2022.
Kepala BP Kawasan Bintan, Farid Irfan Siddik mengatakan, dari data yang masuk, total investasi dari belasan investor ini mencapai ratusan miliar Rupiah.
Selain Kota Batam, kawasan Free Trade Zone juga meliputi sejumlah kawasan di Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun.
Banyak orang mengenalnya dengan kawasan zona perdagangan bebas atau FTZ Batam Bintan Karimun.
Baca juga: Kendaraan Pelat Hijau Mulai Warnai Jalan Raya Batam, Berlaku untuk Kendaraan FTZ
"Kami hanya memiliki data investor di kawasan FTZ saja. Nilai investasinya berbeda, dan itu menjadi modal yang mereka lampirkan di dalam persyaratan data perusahaan mereka," ungkapnya.
Farid juga menambahkan, bahwa yang menjadi tolak ukur para investor ketika ingin menanam modal di bintan, salah satunya perihal lahan.
Termasuk bagaimana kesiapan lahan, status lahan, dan lain-lain yang berhubungan dengan lahan.
"Jadi memang itu masih menjadi isu sampai hari ini di bintan yang memang harus segera dituntaskan. Sehingga memberi kepastian dan kenyamanan bagi para investor yang ingin datang berinvestasi di Bintan," ucapnya.
NASIB Kuota Mikol dan Rokok
Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Bintan sebelumnya belum mengeluarkan kuota rokok dan minuman beralkohol (mikol) di wilayah Free Trade Zone (FTZ) Bintan.
Baca juga: Gubernur Kepri Dorong Percepatan Integrasi FTZ Batam Bintan Karimun, Apa Urgensinya?
Kepala BP Kawasan Bintan, Farid Irfan Siddik menegaskan, saat ini pihaknya lebih mementingkan kebutuhan masyarakat dibanding pengusaha.
"Jadi yang kita lihat, bukan untuk kebutuhan pengusaha tetapi lebih ke kebutuhan masyarakat Bintan sendiri," ujar Farid dijumpai TribunBatam.id belum lama ini.
Seperti contoh terkait kebutuhan mikol untuk beberapa resort di Kawasan Lagoi. Selama ini pihaknya terus melakukan monitoring terhadap tren kunjungan turis ke Bintan, khususnya ke Kawasan Lagoi.
"Apabila tren kunjungan turis dan kebutuhan mikolnya meningkat, nanti kami akan kaji kuota mikolnya. Tapi saat ini kan masih tetap, dan belum ada urgent," ucapnya.