BATAM TERKINI
BATAM Musim Hujan, Dalam Sebulan, 66 Warga Kena Demam Berdarah Dengue
Dalam waktu sebulan, sebanyak 66 warga Batam terkena penyakit DBD. Maraknya DBD tersebut karena Batam saat ini memasuki musim penghujan.
Penulis: Beres Lumbantobing |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengingatkan warga Batam agar mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Pasalnya, saat ini wilayah Batam sedang berada di fase puncak musim penghujan yang otomatis harus mewaspadai penyakit DBD.
Di awal 2023, tepatnya mulai 1 Januari sampai dengan 1 Februari tercatat ada 66 warga Batam yang terjangkit DBD.
"Rinciannya sepanjang Januari ada 65 DBD dan Februari 1 kasus DBD, " ujar Didi, Minggu (5/1/2023).
Bila dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, kasus DBD ini sedikit mengalami penurunan.
Diketahui, pada Januari 2022 ada 85 kasus DBD yang menjadikannya kasus tertinggi di tahun lalu.
Tingginya curah hujan saat ini mempengaruhi peningkatan kasus DBD.
Genangan air yang timbul setelah hujan berpotensi jadi sarang nyamuk untuk berkembang biak.
Baca juga: MAFIA PMI Ilegal di Batam Makin Berani, Anggota DPRD Minta Aparat Berikan Efek Jera
"Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) fluktuatif, namun saat musim hujan, kejadian penyakit DBD meningkat, " tambahnya.
Pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.
Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan dari penyakit tersebut.
Didi mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus DBD di Batam.
Di antaranya dengan meningkatkan peran masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Kemudian mengkampanyekan program 3M, yakni menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, dan menyingkirkan barang-barang bekas.
"Selain itu dalam mengantisipasi peningkatan kasus yang lebih banyak Dinkes juga mengintrusikan puskesmas meningkatkan kesiapsiagaan DBD, " ujar Didi.
Peningkatan kesiapsiagaan DBD ini meliputi, meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut peduli mencegah peningkatan DBD ini.
Dinkes juga meminta puskesmas untuk mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik dengan menunjuk juru pemantau jentik (jumantik) memantau dan memastikan tak ada jentik di lingkungan masing-masing.
"Kita juga minta semua kasus tersangka deman wajib dilaksanakan penyelidikan epidemiologi DBD dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Batam, " tegasnya.
Diketahui, penyakit DBD ditandai dengan demam 2 hingga 7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan. Kemudian penurunan jumlah trombosit kurang dari 100.000 per milimeter kubik, dan adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan hematokrit di atas 20 persen dari nilai normal. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
Suami Istri Tewas di Kamar Kos Kota Batam, Terungkap Pekerjaan Mereka Selama Ini |
![]() |
---|
Polisi di Batam Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Korban Alami Sakit |
![]() |
---|
Mahasiswi Ungkap Beratnya Jadi Guru di Pulau, Ini Respons Wali Kota Batam |
![]() |
---|
Amsakar Jawab Tuntutan Mahasiswa, Ajak Sosialisasi Kesadaran Warga soal Sampah dan Banjir |
![]() |
---|
BEM SI Kepri Nilai Kebijakan Investasi Batam Jauh dari Kepentingan Rakyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.