BATAM TERKINI
PROYEK Full hingga Dua Tahun, Tapi Pengusaha Galangan Kapal di Kepri Justru Cemas
Proyek galangan kapal di Kepri selama dua tahun mendatang disebut sudah penuh. Namun sayangnya, kondisi tersebut justru membuat para pengusaha cemas.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) pusat, Anita Puji Utami mengatakan, permintaan produksi dan juga repair kapal di Kepri saat ini naik 400 persen di tahun 2022 dibanding tahun 2020 dan 2021.
"Memang selama dua tahun Indonesia di anda Covid-19, semua usaha tanpa terkecuali galangan kapal mengalami kemerosotan bahkan tidak ada order sama sekali," kata Anita Puji Utami.
Namun di tahun 2022 permintaan produksi kapal meningkat, baik pembuatan kapal baru maupun repair.
"Kalau kita lihat saat ini, proyek di galangan kapal dua tahun ke depan sudah penuh," kata Anita.
Dia menjelaskan, peningkatan proyek di galangan kapal hampir imbang antara produksi baru dan juga repair.
Secara umum kata Anita untuk kapal barang, wajib melakukan repair paling lambat sekali tiga tahun, sementara kapal penumpang wajib melakukan repair kapal setiap tahun.
"Tahun 2022 dan 2023 yang sedang berjalan saat ini, proyek di galangan kapal yang ada di Batam sudah penuh. Mungkin imbas dari Covid-19," kata Anita.
Sementara di tempat yang sama, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Iperindo Kepri, Ali Ulai mengatakan, hal yang disampaikan DPP pusat Iperindo tersebut benar adanya.
"Bahkan di tempat saya (Citra shiphiyard group,red) ada tiga kapal baru yang sudah tanda tangan kontrak, tetapi sampai saat ini belum bisa dibentang," katanya.
Dia menjelaskan proyek galangan kapal di Batam, dua tahun ini sudah penuh.
Namun mereka kewalahan bekerja karena kurangnya tenaga las yang memiliki sertifikat sesuai dengan kebutuhan.
"Sekarang ini kita pengusaha galangan kapal bingung, proyek banyak, tenaga las tidak ada," kata Ali Ulai.
Dia menjelaskan, kebutuhan tenaga las untuk anggota Iperindo Kepri yang berjumlah 28 pengusaha galangan kapal kurang lebih 5.000 orang.
"Ini yang kita minta bantu ke Pimpinan pusat Iperindo," kata Ali Ulai.
Dia juga menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan tenaga las tersebut, pihaknya berusaha merekrut tenaga kerja dari luar Batam, yakni dari Jawa.
"Ini yang sedang kita koordinasikan dengan pengurus kita di pusat," katanya.
Dia juga khawatir, galangan kapal di Batam tidak bisa menyelesaikan proyek tepat waktu karena tidak adanya tenaga las.
"Harapan kita pemerintah bisa bantu untuk pemenuhan tenaga kerja khusus tukang las tersertifikasi," kata Ali Ulai. (TRIBUNBATAM.id/Ian Sitanggang)
Mahasiswi Ungkap Beratnya Jadi Guru di Pulau, Ini Respons Wali Kota Batam |
![]() |
---|
Amsakar Jawab Tuntutan Mahasiswa, Ajak Sosialisasi Kesadaran Warga soal Sampah dan Banjir |
![]() |
---|
BEM SI Kepri Nilai Kebijakan Investasi Batam Jauh dari Kepentingan Rakyat |
![]() |
---|
Batam Jadi Tempat Penyelundupan Manusia, Sepanjang Tahun Polda Kepri Tangkap 84 Mafia TKI |
![]() |
---|
Bahas RKUHAP, DPR RI Kumpulkan Aparat Penegak Hukum di Kepri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.