PERBANKAN

Kejahatan Perbankan Semakin Marak, Ini Tips Transaksi yang Aman ala BRI dan BCA

Kejahatan perbankan social engineering alias soceng kian marak dan harus diantisipasi oleh pengguna layanan perbankan.

ist
Kejahatan perbankan soceng memanipulasi psikologis korban untuk melakukan langkah-langkah tertentu. Foto ilustrasi hacker. 

"Nasabah juga diimbau meningkatkan kewaspadaan dengan tidak memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan yang bersifat rahasia (seperti user id mobile banking, password, PIN, dan OTP) kepada pihak mana pun, termasuk yang mengatasnamakan BRI," katanya dikutip dari momsmoney.id.

"Apabila masyarakat sudah terlanjur menginstal aplikasi yang tidak dikenal tersebut, maka diimbau untuk segera melakukan uninstall aplikasi yang tidak dikenal tersebut," imbuh dia.

BRI juga mengimbau, jika nasabah mendapat notifikasi melalui SMS, surat elektronik atas transaksi yang tidak dilakukan, agar segera menghubungi Contact BRI yang resmi di 14017/1500017.

Nasabah juga diimbau untuk tidak mudah percaya kepada akun-akun media sosial tidak resmi yang mengatasnamakan BRI.

Adapun saluran komunikasi resmi BRI (centang biru/verified) hanya dapat diakses nasabah melalui www.bri.co.id, Instagram: @bankbri_id, Twitter: bankbri_id, kontak bri, promo_bri, Facebook: Bank BRI, YouTube: Bank BRI, TikTok: Bank BRI, dan Contact BRI 14017/1500017.

Tidak hanya di BRI, kejahatan perbankan dengan modus social engineering tersebut juga dapat terjadi di bank manapun. 

Baca juga: Hati-hati Peretas, 5 Ciri WhatsApp Kena Hack dan Cara Melaporkannya

Baca juga: Tips Jaga Keamanan Digital agar Terhindar dari Penipuan Online

Oleh karenanya, untuk memerangi kejahatan perbankan tersebut, BRI juga terus proaktif berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengungkap dan menangkap berbagai tindakan kejahatan perbankan yang merugikan nasabah dan masyarakat secara umum.

PT Bank Central Asia (BCA) Tbk juga menghimbau nasabah untuk selalu mewaspadai modus-modus kejahatan perbankan, terutama menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Executive Vice President Center of Digital BCA Wani Sabu mengatakan, sebagian besar laporan kejahatan perbankan yang diterima BCA adalah dengan modus social engineering (soceng) atau sekitar 99 persen.

Modus soceng bisa dilakukan dengan beragam cara.

Misalnya, penjahat berpura-pura sebagai kurir paket yang mengirimkan link resi lewat WhatsApp, atau berpura-pura sebagai petugas customer service bank, mengirim surat undangan pernikahan, hingga meminta upgrade menjadi nasabah prioritas.

Lewat modus soceng, penjahat memancing masyarakat untuk mengeluarkan data pribadinya seperti PIN, password, kode OTP, dan data lain yang kemudian dimanfaatkan penjahat untuk membobol rekening nasabah tersebut. 

Wani bilang, jika kejahatan perbankan terjadi karena kelalaian nasabah yang memberikan data pribadinya maka bank tidak akan mengganti dananya.

Pihak bank hanya akan melakukan penggantian jika dana nasabah yang dibobol karena kelemahan sistem IT bank dan adanya human eror atau kesalahan karyawan bank. 

"Kendati begitu, setiap social engineering tetap kami analisis kasus per kasus. Tidak semua disamakan penyelesaiannya," kata Wani dalam diskusi PrimaTalk, Rabu (8/3).

(*/TRIBUNBATAM.id)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved