TADARUS RAMADAN
Ceramah Ramadan Tentang Penyebab Terjadinya Perceraian
Ceramah ramadan tentang penyebab terjadinya perceraian disampaikan oleh Masnur, S.Ag, MHI dari MUI Kota Batam
Penyebab Terjadinya Perceraian
Masnur, S.Ag, MHI
Sebelum membahas penyebab terjadinya perceraian, sejenak mari kita lihat firman Allah SWT dalam surat Ar-rum (30): 21; "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
Pada ayat ini jelas bahwa pasangan hidup (suami-istri) diciptakan Allah berasal dari jenis sendiri, tujuannya agar memperoleh ketenangan dalam membangun rumah tangga. Coba bayangkan, andai dijadikan-Nya dari jenis yang lain, bukan dari jenis sendiri, betapa repotnya seseorang itu membangun rumah tangga.
Betapa sulitnya memahami karakter pasanganya, dan betapa beratnya memenuhi hajat hidupnya serta betapa rumitnya lika-liku kehidupannya dalam penyediaan tempat tinggal, pemenuhan kebutuhan pokok dan lain sebagainya.
Tetapi Allah sayang dan tidak mau menyulitkan makhluknya dengan memberikan pasangan dari jenisnya sendiri. Agar bisa memperoleh rasa kasih dan sayang. Inilah di antara tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang harus direnungkan oleh orang-orang yang berfikir.
Membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah wa-rahmah adalah impian setiap orang, siapa pun dia, bagaimana pun keadaannya. Namun kenyataannya, ada saja keluarga yang tidak harmonis, bahkan harus berakhir dengan perceraian.
Di antara penyebab terjadinya perceraian:
(1) terjadinya perselisihan secara terus-menerus tanpa berkesudahan. Akibatnya keluarga tidak rukun dan sangat sulit meraih kebahagian sehingga harus berakhir dengan perceraian.
(2) Salah satu pasangan mengkhianati perkawinannya dengan melakukan perbuatan dosa besar, yaitu melakukan perzinahan. Perbuatan ini jelas membuat pasangan menjadi syok, malu dan tidak dapat menerimanya sehingga harus diakhiri dengan perceraian.
(3) Salah satu pasangan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri akibat penyakit yang di deritanya.
(4) Salah satu pasangan murtad yaitu meninggalkan agamanya dan beralih kepada agama yang lain.
(5) Faktor ekonomi yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga sehingga membuat pasangan tidak mampu bersabar dan menerima kenyataan.
Menyikapi poin (1) sebagaimana yang disebutkan di atas, agar keluarga tetap utuh, kokoh dan tidak berakhir dengan perceraian, maka dalam rumah tangga harus ditanamkan sikap:
A. Sifat sabar. Sabar dapat membantu dalam menyelesaikan persoalan. Orang yang sabar akan menggunakan akal fikirannya untuk mencerna persoalan yang terjadi, sehingga bisa membuka tabir masalah yang dihadapi.
B. Sifat pemaaf. Sifat ini diharapkan selalu tumbuh subur bersemi dalam setiap diri. Sifat ini dapat menjadi penawar pahitnya kehidupan, seberat apapun kesalahan pasangan, apabila pintu maaf di buka dan diberikan secara tulus dan ikhlas maka hati yang tergores bisa terobati. Sebaliknya yang melakukan kesalahan harusnya segera menyadari kesalahannya, dan segera minta maaf agar tensi masalah segera mereda. Minta maaf adalah perbuatan yang baik, namun memberikan kemaafan jauh lebih baik lagi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.